Di sisi lain, Djoko menilai cara AirAsia untuk bisa menekan dominasi Gojek dan Grab adalah dengan memberikan potongan tarif yang lebih rendah daripada kompetitornya. Dengan begitu, maka AirAsia akan mendapatkan basis armada yang besar.
"Mereka yang penting kasih tarif murah, buat driver potongannya 10-15% saja. Kan kebanyakan 20% sekarang. Nanti juga pada masuk ke situ drivernya. Awalnya punya banyak driver dulu, jadi orderan banyak bisa diambil," papar Djoko.
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menambahkan AirAsia juga harus inovatif dalam memanjakan konsumen. Promo-promo menarik harus dilakukan untuk menggaet konsumen mau menggunakan AirAsia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya ini kan hukum bisnis normal, yang inovatif dan memanjakan konsumen yang akan bertahan," ujar Darmaningtyas kepada detikcom.
Bila diperhitungkan kekuatannya, saat ini menurut CEO AirAsia Ride Malaysia, Lim Chiew Shan layanan yang dibesut pihaknya ini sudah memiliki 1.500 pengemudi telah terdaftar dalam platform hingga saat ini.
Dia mengatakan 5.000 orang lainnya diprediksi bakal bergabung selama enam bulan ke depan dengan ekspansi nasionalnya.
Secara pembagian hasil, AirAsia Ride hanya mengambil potongan dari para pengemudi sebesar 15%. Jadi, pengemudi AirAsia Ride dapat mengambil 85% pendapatan dari tarif sekali perjalanan.
"Ini akan membuat pendapatan lebih tinggi daripada yang ditawarkan oleh penyedia layanan pemesanan kendaraan lainnya di pasar, menjadikannya pilihan pekerjaan paruh waktu yang layak dan peluang penghasilan sampingan, kata Lim.
Sementara itu untuk tarif perjalanan, AirAsia Ride sendiri menawarkan tarif rata-rata 1 Ringgit Malaysia per km atau sekitar Rp 3.458 per km.
(hal/zlf)