AirAsia Bikin Layanan Taksi Online di Malaysia, Bakal Buka Juga di RI?

AirAsia Bikin Layanan Taksi Online di Malaysia, Bakal Buka Juga di RI?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 29 Agu 2021 17:59 WIB
AirAsia Group akhirnya resmi kembali mengudara di langit Malaysia mengoperasikan rute-rute domestiknya di tengah Pandemi Corona.
Foto: Getty Images/Rahman Roslan
Jakarta -

Maskapai AirAsia mulai bergerilya masuk ke dalam berbagai bisnis. AirAsia yang awalnya fokus ke bisnis penerbangan kini mulai terjun ke bisnis ride hailing alias transportasi online.

Jumat kemarin, AirAsia meluncurkan AirAsia Ride, layanan transportasi online di Malaysia. Beberapa daerah, termasuk Kuala Lumpur menjadi wilayah awal AirAsia Ride beroperasi.

Diluncurkan pertama kali di Malaysia, mungkinkah AirAsia Ride akan masuk juga ke Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pengamat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, layanan AirAsia sudah pasti akan mengincar pasar Indonesia. Dia menilai tak lama lagi layanan ini bakal hadir di Indonesia.

Terlebih lagi permintaan perjalanan transportasi online masih besar di Indonesia, mengingat wilayahnya yang luas dan penduduknya cukup banyak.

ADVERTISEMENT

"Pasti itu dia masuk ke Indonesia, mengingat pasar yang besar di Indonesia. Keuntungannya besar di sini," ungkap Djoko kepada detikcom, Minggu (29/8/2021).

Bukan cuma dari penumpang, potensi AirAsia Ride untuk mendapatkan armada juga banyak mengingat saat ini pun driver transportasi online banyak jumlahnya.

Djoko pun mengatakan bila potongan penghasilan untuk driver lebih kecil ditawarkan dari penyedia jasa lainnya, bisa saja para driver memilih menjadi mitra AirAsia Ride.

"Dari drivernya juga kan banyak di sini, kalau potongan lebih rendah pasti banyak yang mau driver kan," kata Djoko.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Djoko mengatakan saat ini bila AirAsia ingin membuka layanan ride hailing di Indonesia harus mengurus izin aplikasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kemudian, memberikan notifikasi ke Kementerian Perhubungan.

Saat melakukan operasional pun, AirAsia Ride harus mematuhi aturan ojek dan taksi online dari Kemenhub yang mengatur masalah operasional hingga penarifan.

"Setahu saya ini harus ke Kominfo dulu urus masalah aplikasi. Habis itu baru kasih notifikasi ke Kemenhub, dan dia mau tunduk sama aturan di Kemenhub," ungkap Djoko.

Di sisi lain, ekonom Center of Reform of Economics (CORE), Yusuf Randy Manilet menilai jika ingin masuk ke Indonesia AirAsia Ride akan menghadapi dominasi Grab dan Gojek di bisnis ride hailing. Belum lagi ada perusahaan transportasi online juga yang saat ini berkembang di Indonesia.

"Gojek dan Grab sudah jauh masuk terlebih dahulu, basis pasar yang jelas satu sama lain, sehingga ekosistem yang sudah terbangun, belum lagi harus bersaing dengan Maxim yang juga merupakan pemain baru," ungkap Yusuf ketika dihubungi detikcom.

"Apakah kemudian akan bertahan? tentu perlu waktu untuk menjawabnya," pungkasnya.

Sementara itu, CEO AirAsia Tony Fernandes sebenarnya sudah mengatakan pihaknya berencana untuk meluncurkan layanan AirAsia Ride di negara lain. Beberapa negara incarannya adalah Thailand, Indonesia, Filipina, dan Singapura.

"Respons dari driver (di Malaysia) sangat luar biasa dan masyarakat sangat menantikan layanan ini," ujar Tony pada peluncuran virtual dilansir dari MalayMail.

detikcom pun sudah sempat mencoba mencari tahu adakah informasi atau notifikasi soal rencana operasi AirAsia Ride ke Indonesia ke Kementerian Perhubungan. Namun, hingga berita ini ditulis belum mendapatkan jawaban.

(hal/dna)

Hide Ads