Masih Muda Hasilkan Rp 17 M Dari Podcast, Begini Caranya

Masih Muda Hasilkan Rp 17 M Dari Podcast, Begini Caranya

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 30 Agu 2021 09:13 WIB
AUSTIN, TX - MAY 05: (EDITORIAL USE ONLY. NO COMMERCIAL USE) An iHeartCountry Festival microphone is seen during the 2018 Daytime Village at the 2018 iHeartCountry Festival By AT&T at The Frank Erwin Center on May 5, 2018 in Austin, Texas. (Photo by Frazer Harrison/Getty Images for iHeartMedia)
Foto: Frazer Harrison/Getty Images
Jakarta -

Steven Bartlett memperkirakan akan menghasilkan US$ 1,2 juta atau setara Rp 17,23 miliar (kurs Rp 14.365) tahun ini dari podcast-nya, "The Diary of a CEO". Pengusaha berusia 29 tahun itu menjelaskan bagaimana dia secara efektif memonetisasi podcast.

Dilansir dari CNBC, Senin (30/8/2021), Bartlett telah membuat podcast "The Diary of a CEO" sekitar 4 tahun lalu dengan modal mikrofon seharga US$ 100 yang dicolokkan ke laptopnya. Sekarang podcast-nya disebut menjadi yang teratas di bisnis Eropa, dengan tamu bervariasi mulai dari penyanyi Liam Payne hingga pendiri Monzo Tom Blomfield.

Dalam episode terbarunya yang dirilis awal pekan lalu, Bartlett menjelaskan bagaimana dia berhasil membangun pengikut dan memberikan tips penting kepada podcaster pemula bisa menghasilkan banyak uang seperti dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bartlett menjelaskan sebagian besar podcaster menghasilkan uang dari iklan di tengah episode. Biasanya ada agensi periklanan podcast yang bertindak sebagai perantara antara podcaster dan brand.

"Masalahnya adalah perantara mengambil bagian besar, potongan besar, dan brand membayar fixed fee per download terlepas dari seberapa bagus pertunjukkan Anda, siapa Anda, atau seberapa berharga audiens Anda," katanya.

ADVERTISEMENT

Cara tradisional memonetisasi podcast diakui tidak cukup baginya untuk menutupi biaya produksi, sehingga dia memutuskan memotong perantara dan menghubungi lima perusahaan yang disukai secara langsung. Bartlett mengirim presentasi singkat kepada CEO perusahaan-perusahaan tersebut dengan alasan mengapa mereka harus mensponsori podcast-nya, termasuk pertumbuhan audiens, dan rencananya untuk masa depan acara tersebut.

"Jarang seorang kreatif atau influencer menawarkan diri mereka ke sebuah brand, tetapi saya bersumpah jika Anda memiliki nyali, keterampilan, usaha, dan kerja keras untuk melakukan itu, Anda bisa mendapatkan penawaran luar biasa dan penawaran yang otentik untuk Anda," ujarnya.

Sampai saat ini acara Bartlett memiliki tiga sponsor utama, yakni brand nutrisi Huel, platform freelancer Fiverr, dan produsen produk energi terbarukan Myenergi. Dia memiliki kontrak 12 bulan dengan tiga sponsor tersebut.

Tonton juga Video: Ivan Gunawan Akui Baru Tahu Deddy Corbuzier Covid-19 dari Podcast

[Gambas:Video 20detik]



Selain itu, dia juga berkolaborasi dengan brand tertentu sekali setiap bulan, dengan menyebutkannya saat acara berlangsung. Sponsor-sponsor tersebut membayar biaya yang bervariasi, tetapi Bartlett memperkirakan podcast-nya akan menghasilkan US$ 1,2 juta tahun ini.

Selama beberapa tahun pertama podcast-nya, Bartlett tidak pernah konsisten merilis video. Akhirnya dia berkomitmen untuk merilis sebuah video setiap Senin, dan hasilnya jumlah audiens meningkat pesat.

"Konsistensi membuka segalanya, itu mengajarkan Anda lebih cepat daripada orang lain. Itu meningkatkan pertumbuhan dan membangun audiens, ini membantu membangun irama yang membuat mereka kembali lagi," ucap Bartlett.

Lebih lanjut dikatakan bahwa penting untuk memahami dari mana pertumbuhan audiens berasal, mengingat sebagian besar penemuan podcast baru tidak terjadi pada platform seperti Spotify dan iTunes. Bartlett mengatakan memposting video podcast-nya di YouTube membantu dalam hal penemuan konten karena memiliki rekomendasi video yang bergulir.

"Selain itu, penting juga menemukan keseimbangan yang tepat antara konsistensi dan kualitas pada saat yang bersamaan," katanya.

Dalam beberapa kasus, dia menjelaskan ada wawancara yang tidak ditayangkan karena percakapan itu tidak penting untuk dibagikan kepada audiens. Standar semacam itu dinilai akan membantu meningkatkan kualitas konten.

Dalam hal biaya, dia telah menghabiskan sekitar US$ 54.856 atau Rp 788 juta untuk peralatan dan mempekerjakan delapan orang untuk terlibat dalam produksi podcast.

Untuk diketahui, Bartlett merupakan pendiri perusahaan media sosial bernama Social Chain yang diluncurkan dari kamar tidurnya di Manchester City, Inggris saat usianya 22 tahun. Dia mencatatkan saham perusahan media sosialnya di bursa saham Dusseldorf Jerman pada 2019 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 350 juta, sebelum akhirnya meninggalkan bisnis itu pada tahun lalu.
Page 3 of 3


Hide Ads