Mengutip berbagai sumber resmi, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang kala itu dijabat oleh Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi US$ 5,573 miliar.
Kemudian nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan menjadi US$ 5,98 miliar, dan bengkak lagi menjadi US$ 6,071 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plt Direktur Utama KCIC yang dijabat Dwi Windarto pada 2018 lalu mengatakan nilai proyek tersebut menjadi US$ 6,071 miliar.
"US$ 5,988 miliar jadi US$ 6,071 miliar sudah lama kok," kata Dwi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, 20 Februari 2018.
Dwi mengatakan, bertambahnya nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dikarenakan asuransi proyek dan komponen debt service reserve account (DSRA). Kedua komponen tambahan ini mendongkrak nilai proyek sekitar US$ 100 juta.
"Asuransi dan DSRA, debt service reserve account. Jadi reserve account yang harus ditanggung KCIC karena pinjaman," kata Dwi.
Teranyar, biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak lagi menjadi US$ 7,97 miliar atau mencapai Rp 113 triliun. Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (1/9/2021).
(toy/eds)