Kota Jakarta diramal akan tenggelam. Ada beberapa penyebab terkait ramalan tersebut.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto mengungkapkan pertama adalah permukaan tanah yang terus menurun hingga 7cm per tahun.
Lalu kenaikan muka air laut 0,8-1,2 cm per tahun akibat perubahan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita antisipasi kenapa permukaan tanah ini terus menurun, karena hampir 80% itu menggunakan sumur bor," kata dia di kantor Bappenas, Kamis (2/8/2021).
Arifin menjelaskan, banyaknya penggunaan sumur bor ini karena sumber air bersihnya tidak mencukupi kebutuhan mereka.
Karena itu pemerintah melalui Bappenas berupaya meningkatkan kualitas pasokan air baku melalui bendungan Jati Luhur dan bendungan lain. "Nanti diolah dan kemudian disalurkan ke masyarakat," jelas dia.
Nah jika hal tersebut sudah terpenuhi maka baru bisa melarang masyarakat yang ingin membuat sumur bor.
Arifin mengungkapkan untuk masalah kenaikan air laut ini tak cuma terjadi di Jakarta, tapi di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini disebabkan perubahan iklim yang membuat suhu mengalami kenaikan hingga 1,5 derajat.
"Perubahan iklim ini membuat curah hujan semakin lebat dan naik 2,5 mm per hari dibanding biasanya," jelas dia.
Untuk mengatasi perubahan iklim ini, memang Indonesia tak bisa sendiri harus bersinergi secara global. Misalnya dengan mengurangi emisi demi mengatasi peningkatan suhu ini.
(kil/dna)