Tak kalah penting lagi, Indonesia juga berharap bisa menjual otomotif ke UEA khususnya mobil. Lutfi berharap otomotif RI bisa merajai pasar UEA.
"Sekarang sudah kita lihat ada tanda-tanda otomotif kita sudah masuk di UAE tetapi harapan kami di masa yang akan datang otomotif atau mobil kita akan juga merajai pasar UAE," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama Minister of State for Foreign Trade UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengungkup logam, emas, dan mobil memang menjadi komoditas yang menjadi unggulan dalam kerja sama RI-UEA. Namun, menurutnya minyak kelapa sawit dan produk ketahanan pangan juga menjadi produk yang penting.
"Logam mulia dan emas juga menjadi salah satu kunci komoditas. Produk otomotif mobil pun juga memainkan peran utama. Begitu juga minyak sawit dan Indonesia juga kuat di minyak sawit. Saya akan berbicara tentang ketahanan pangan dalam berbagai produk karena dengan produk ketahanan pangan untuk memastikan pasokan berkelanjutan pertanian," tuturnya.
Baca juga: RI-UEA Berembuk Jalin Kerja Sama Ekonomi |
Thani menambahkan melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA dan beberapa perjanjian lainnya, di mana akan ada kegiatan ekspor dan impor barang, hal itu membuat RI-UEA bisa terkoneksi dengan perdagangan di dunia.
"Potensinya besar karena kami ekspor dan mengimpor banyak barang dari dan ke dunia lewat agreement dan CEPA akan membuat kita akan semakin terkoneksi dengan perdagangan dunia, apapun bisa ditargetkan," tutupnya.
(dna/dna)