Dihubungi terpisah Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan jika tapering melemahkan nilai tukar rupiah mencapai 3-4% maka ancaman naiknya harga barang impor bisa berdampak luas ke seluruh sektor ekonomi. Dia mengungkap 4 komoditas yang harus diwaspadai, yakni gandum, gula, daging sapi dan beras.
"Dari beberapa barang yang perlu diwaspadai adalah gandum, gula, daging sapi dan beras. Keempat komoditas tersebut selain porsi impornya besar juga mengalami kenaikan harga sejak awal tahun di pasar internasional. Kedelai juga bisa naik. Intinya bahan pangan yang impornya tinggi akan sensitif terhadap imported inflation," ujarnya.
Kenaikan bahan pangan itu juga akan meluas kepada pedagang, mereka akan ikut menaikan barang dagangannya. Hal itu terjadi karena memang harga beli bahannya sudah naik, misalnya pedagang daging hingga pedagang tempe
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampaknya luas pedagang makanan akan menaikkan harga sebagai kompensasi naiknya biaya bahan baku," imbuhnya.
Kemudian, menurutnya tapering yang akan berdampak pada imported inflation atau kenaikan harga barang impor efeknya akan menyebabkan pendapatan masyarakat tergerus dan melambatnya pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan menambah penduduk yang masuk ke jurang kemiskinan.
"Bagi masyarakat kelas menengah atas mungkin lebih berdampak ke berkurangnya simpanan, atau perilaku menahan belanja. Tapi bagi kelas menengah kebawah, efeknya ke penambahan jumlah penduduk miskin," tutupnya.
(fdl/fdl)