Nelangsa Pedagang Seragam 'Diinjak' Pandemi: Omzet Anjlok- Cabang Tutup

Nelangsa Pedagang Seragam 'Diinjak' Pandemi: Omzet Anjlok- Cabang Tutup

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 14:50 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Sejak pandemi Corona menghantam Indonesia, kegiatan belajar mengajar di semua sekolah mulai ditiadakan. Hal ini menjadi pukulan keras bagi para pedagang seragam.

Selama hampir setahun lebih, penjualan seragam mengalami penurunan karena sekolah ditutup. Kini, di tengah pelonggaran pembatasan yang dilakukan harapan baru muncul di tengah pembukaan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.

Meski begitu, kondisi pedagang seragam saat ini sudah sangat memprihatinkan. Menurut Rusli, salah satu pedagang di Pasar Blok A Tanah Abang bercerita nelangsanya pandemi yang menghantam usahanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paling berasa, omzet penjualan yang diterima olehnya anjlok 100% lebih. Saat ini paling banyak omzet yang diterimanya hanya mencapai Rp 50 juta per bulan. Padahal, sebelumnya bisa mencapai ratusan juta.

"Kita sekarang Rp 50 juta aja sebulan paling banyak, itu juga sering di bawah segitu. Kalau lagi ramai pas sebelum pandemi, bulanan bisa Rp 300 juta masuk. Ini mah anjlok banget sekarang. Ini kan karena anak-anak pada nggak ke sekolah," ungkap Rusli ditemui detikcom di tokonya, Jumat (3/9/2021).

ADVERTISEMENT

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Selama pandemi, dia mengatakan hanya menerima pesanan dari daerah, dari Aceh sampai Manado. Menurutnya, masih banyak pedagang eceran di daerah yang membeli seragam di tokonya. Kadang-kadang pun dia mendapatkan orderan seragam lainnya, bukan hanya untuk seragam sekolah saja.

"Ya Alhamdulillah saya suka dapat order lain. Seragam lab juga pernah, lumayan nambah-nambah," ujar Rusli.

Rusli mengaku dirinya pun sampai harus menutup toko-tokonya karena penjualan seragam tak bisa diharapkan. Dia mengaku tadinya di Tanah Abang saja dia memiliki 3 toko, 2 lainnya terpaksa ditutup selama masa pandemi.

"Cabang kita pada tutup. Ini kan tadinya saya ada 3 toko awalnya. Sekarang ya sini aja pusatnya, saya tutup yang lainnya," cerita Rusli.

Nasrul, pedagang seragam lainnya juga merasakan nelangsa karena pandemi. Omzet tokonya juga anjlok, meski tak mau mengungkapkan angka pastinya, Nasrul mengatakan dari awalnya omzet ratusan juta kini cuma di kisaran puluhan juta.

"Ya turun lah, jauh. Dari ratusan jadi cuma puluhan (juta)," ujar Nasrul ketika ditemui detikcom di tokonya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Dia bercerita, saat ini pun kebanyakan stok lama yang dia jual. Banyak barang-barang dari tahun 2018-2019 yang masih bagus kualitasnya dia jajakan saat ini.

"Ini kita jual kebanyakan kita jual yang ada aja nih. Barang lama emang kebanyakan. Modalnya belum ada buat beli lagi," kata Nasrul.

Pembukaan pembelajaran tatap muka diakui Nasrul menjadi harapan baru. Meski begitu, dia mengatakan hal ini hanya akan jadi angin lalu. Keuntungan yang didapatkan hanya untuk menambal beban usaha.

"Ya kita bersyukur mah bersyukur ada naik, tapi ya dibilang untung angin-anginan doang ini sih. Duit datang kita puter lagi, lebihnya mah belum tentu ada," kata Nasrul.

"Kita utang aja numpuk nih, ya pusing juga bayarnya. Dikasih keringanan juga mesti bayar kan, nggak hilang gitu aja," katanya.


Hide Ads