Nggak Cuma Genjot Ekonomi, Pemerintah Diminta Garap Pembangunan Hijau

Nggak Cuma Genjot Ekonomi, Pemerintah Diminta Garap Pembangunan Hijau

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 09 Sep 2021 00:13 WIB
Pentingnya Konsep Infrastruktur Hijau dalam Pembangunan Kota
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan pentingnya pembangunan yang lebih hijau dalam rangka tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Pemerintah diimbau untuk menindaklanjuti usul Puan tersebut.

Wacana mengenai pembangunan hijau disampaikan Puan saat menjadi panelis dalam pertemuan ketua-ketua parlemen dunia, Fifth World Conference of Speakers of Parliament (5WCSP) di Wina, Austria. Pada forum itu, Puan mengungkap perlunya keseimbangan dan integrasi antara aspek kesejahteraan sosial, perlindungan lingkungan hidup, serta pembangunan ekonomi sebab ketiga aspek itu sama-sama penting.

"Yang disampaikan Ketua DPR Puan Maharani di Wina tentang pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan hijau adalah terobosan pemikiran yang memang diperlukan di Indonesia," ungkap Pakar Pembangunan Berkelanjutan, Stella Septania, dalam keterangan tetrulis, Rabu (8/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, semua pihak tidak perlu mengkontradiksi antara pertumbuhan ekonomi tinggi, social progress, dengan perlindungan lingkungan dan perubahan iklim. Stella menyebut, negara harus bisa meningkatkan kesejahteraan sosial sekaligus melestarikan alam atau bumi.

"Jangan ketiganya diadu-adu. Ibarat seperti makan, minum dan tidur. Manusia perlu ketiganya untuk bisa hidup baik. Tidak bisa hanya makan, tidak bisa hanya minum, apalagi cuma tidur saja. Perlu ketiganya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Stella mengatakan, peran Puan sangat penting untuk membahas isu tersebut. Sebab DPR RI memegang peranan kunci dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan keberlanjutan.

"Seperti dalam pembahasan APBN yang setiap tahunnya dilakukan DPR RI dengan Pemerintah. Di momen itu, DPR bisa mendorong pemerintah agar anggaran belanja pemerintah diperhatikan berbagai aspek keberlanjutannya," kata Stella.

"Misalkan soal transisi energy mix kita ke new and renewable energy. Karena seluruh dunia sudah bergerak ke arah ini. Jangan sampai kita tertinggal dan tergopoh-gopoh," sambung Panel of Experts National Center for Sustainability Reporting (NCSR) itu.

Stella mengingatkan, ada aspek pengentasan kemiskinan dan menekan kesenjangan ekonomi dalam SDGs. Sehingga menurutnya, apa yang disampaikan Puan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa dibuat terintegrasi dengan peningkatan kesejahteraan sosial sudah tepat.

"Pandemi ini menghantarkan kita di point of no return untuk segera mengubah, tidak hanya paradigma, tapi juga cara kerja dan cara hidup, sehingga balanced development antara ekonomi, lingkungan dan sosial ini bisa mengakar hingga level individual," ucap Stella.

Oleh karena itu, Master of Science in Management Consultancy dari Leeds Becket University UK ini mendorong pemerintah mengambil peranan dalam poin yang disampaikan Puan. Hal tersebut lantaran, kata Stella, pemerintah merupakan pemangku kebijakan.

"Apa yang Bu Puan sampaikan harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah sebagai eksekutif yang akan melaksanakan kebijakan sustainability di lapangan," tegasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Sebelumnya saat memimpin forum 'Achieving sustainable development requires more attention on human well-being and environmental preservation than on economic growth' dalam 5WCSP, Puan menyatakan perlunya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan hijau. Hal itu diperlukan sebagai fondasi untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan upaya perlindungan lingkungan.

Selain itu juga untuk meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan bagi seluruh masyarakat, dan secara umum untuk mencapai seluruh tujuan pembangunan sebagaimana tertera dalam SDGs.

"Pandemi telah memunculkan gagasan pentingnya lebih memperhatikan keterkaitan antara berbagai aspek yaitu people, prosperity, and planet. Selain itu, pandemi merupakan momentum untuk memperbaiki arah pembangunan ekonomi agar menjadi lebih hijau dan inklusif," kata Puan.

Dengan demikian, disebutnya, dunia bisa lebih resilience (mampu bangkit dan pulih) serta siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi dan krisis lain di masa depan. Puan menyebut, diperlukan pertumbuhan ekonomi berkualitas di masa paska pandemi Covid-19, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan tinggi.

"Tapi juga memperhatikan pemerataan, menciptakan lapangan kerja, yang mengurangi ketimpangan, pembangunan berdimensi lingkungan, dan pembangunan yang rendah karbon," ucap mantan Menko PMK itu.


Hide Ads