Dalam hal ini Gracia tidaklah sendirian, banyak dari 2,5 juta diaspora Salvador mengirim uang ke teman dan keluarga yang masih tinggal di El Salvador. Oleh sebab itu, hal ini merupakan permasalahan yang cukup serius di negara tersebut.
Kerumitan seputar remitansi adalah salah satu alasan utama yang digunakan Presiden El Salvador saat ini, Nayib Bukele, untuk melegalkan bitcoin sebagai alat transaksi resmi. Sebagai bagian dari peluncuran pelegalan bitcoin di negara tersebut, pemerintah telah meluncurkan dompet virtual nasionalnya sendiri yang disebut "Chivo" atau dalam bahasa slang Salvador untuk "keren".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chivo menawarkan transaksi bitcoin tanpa biaya dan memungkinkan pembayaran lintas batas dengan cepat. Selain itu, dompet virtual ini juga menawarkan bitcoin gratis senilai $30 kepada setiap orang Salvador di dalam negeri yang mendaftar ke dompet Chivo. Itu bukan jumlah yang kecil di negara di mana upah minimum bulanan adalah $365.
Sedangkan untuk pencairannya, masyarakat El Salvador yang menerima remitansi dapat pergi ke salah satu dari 200 ATM Chivo baru yang telah diluncurkan pemerintah dan menarik dolar AS dari dompet virtualnya.
"Di mana pun Anda berada sekarang, Anda dapat mengirim bitcoin kepada siapa pun yang memiliki dompet Chivo di El Salvador, dan dalam hitungan menit, mereka memiliki nilai dan kemudian mereka dapat pergi ke salah satu ATM dan mengeluarkannya secara tunai tanpa biaya," kata Alex Gladstein, kepala petugas strategi untuk Yayasan Hak Asasi Manusia.
"Itu sangat menakjubkan. Ini adalah peningkatan kemanusiaan yang luar biasa," jelasnya lagi
Tentu dengan adanya fasilitas ini, banyak warga El Slvador yang tidak akan menggunakan jasa pengiriman uang dari perbankan maupun perusahaan seperti Western Union atau sejenisnya.
Bukele memperkirakan bahwa penyedia layanan uang seperti Western Union dan MoneyGram akan kehilangan komisi dari biaya pengiriman sekitar US$ 400 juta per tahun atau setara dengan Rp 5,6 triliun (dengan kurs Rp 14.200/dolar AS). Hal ini dapat saja terjadi jika makin banyak orang mengadopsi bitcoin dalam skala besar.
Sedangkan di sisi lain, Western Union tidak menjawab permintaan CNBC untuk berkomentar tentang apakah perusahaan khawatir tentang bagaimana hal ini dapat mempengaruhi bisnis dan apakah ada rencana untuk mengubah struktur biaya menyesuaikan dengan meningkatnya persaingan.
(eds/eds)