PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sempat mengungkapkan besaran harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG). Pihaknya menyebut akan dibagi dalam tiga kelas, yakni kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2.
Dalam catatan detikcom, pihak KCIC sempat menyatakan bahwa tarif termurah (kelas 2) kereta yang bakal menempuh jarak 142 kilometer (km) dalam waktu 45 menit tersebut dapat dipastikan tak lebih dari Rp 300.000.
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, sejak awal ia telah menyatakan tidak setuju dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Alasannya tidak lain karena sudah banyak alternatif transportasi yang tersedia untuk rute tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada kereta reguler kan tinggal di upgrade saja supaya kecepatannya bisa ditingkatkan. Dulu kan argo parahyangan bisa 2,5 jam Jakarta-Bandung, sekarang infrastrukturnya ditingkatkan supaya bisa lebih cepat lagi bisa 2 jam misalnya," kata Darmaningtyas saat dihubungi detikcom, Jumat (10/9/2021).
Dia mengatakan, mengenai tarif pun tentu sangat tergantung pada mekanisme pasar. Orang yang memperhitungkan keuangan akan melihat tarif Rp 300 ribu tersebut terlalu mahal.
"Kalau saya pergi berdua atau berempat akan memilih kendaraan pribadi. Dengan kendaraan pribadi Jakarta Bandung cukup Rp 200 ribu. Kalau naik kereta cepat, sekali perjalanan aja udah Rp 800 ribu kalau tarifnya Rp 200 ribu mending kendaraan pribadi," ujarnya.
Dia mengatakan, jika kondisi peminat kereta cepat menurun bahkan tidak ada maka mau tidak mau pengelola harus menurunkan tiket perjalanan.
"Itu diserahin ke mekanisme pasar saja. Kalo misalya Rp 200 ribu masih sepi bisa diturunin jadi Rp 150 ribu. Kalau masih sepi turunin lagi. Pada angka berapa ramainya, itulah tarif yang pas," ungkapnya.
Simak juga video 'Saat Anggota DPRD Bersitegang Gegara Proyek Kereta Cepat Picu Longsor':