Orang Terkaya Jadi Perdana Menteri, Begini Rencana Lebanon Atasi Krisis

Orang Terkaya Jadi Perdana Menteri, Begini Rencana Lebanon Atasi Krisis

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 10 Sep 2021 23:05 WIB
10 Fakta Unik dan Langka Lebanon
Foto: DW (News)
Jakarta -

Orang terkaya di Lebanon diangkat menjadi Perdana Menteri, ia adalah Najib Mikati. Pengangkatan Mikati ini setelah setahun pemerintah negara itu terganggu karena krisis politik dan ekonomi.

Dikutip dari BBC.com, Jumat (10/9/2022) ternyata bukan pertama kalinya Mikati menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Lebanon. Sebelumnya posisi itu sudah dia pegang dua kali. Selain Perdana Menteri, susunan kabinet baru juga dibuat.

Terbentuknya pemerintahan baru ini menjadi tanda negara itu ingin mengakhiri kelumpuhan politik dan ekonominya. Munculnya kabinet baru, diharapkan membuka jalan untuk memulai berbicara kepada Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai pengiriman bantuan untuk Lebanon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 2019, Lebanon bergulat dengan krisis politik dan ekonomi. Krisis itu disebut menjadi gejolak yang paling berat dalam sejarah negara itu.

Selama krisis, nilai mata uang Lebanon anjlok, pengangguran dan inflasi melonjak, listrik, bahan bakar dan obat-obatan langka, dan negara itu telah diguncang oleh hampir dua tahun protes yang menyerukan reformasi politik besar-besaran.

ADVERTISEMENT

Pemerintahan sebelumnya mengundurkan diri pada Agustus 2020. Saat itu Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan diri beberapa hari setelah ledakan besar pada 4 Agustus 2020 menghancurkan pelabuhan Beirut dan daerah sekitarnya.

Siapa Najib Mikati? Penasaran? Langsung klik halaman berikutnya.

Sebagai informasi, mengutip Forbes, Najib Mikati bersama Taha saudaranya adalah pendiri perusahaan investasi M1 Group yang berbasis di Beirut. Investasinya termasuk saham di perusahaan telekomunikasi Afrika Selatan MTN, pengecer fashion Pepe Jeans, dan real estate di New York, London dan Monaco.

Mikati dan saudaranya Taha mendirikan Investcom pada tahun 1982, menjual telepon satelit pada puncak perang saudara Lebanon. Mereka memperluas ke Afrika di mana mereka membangun menara ponsel di Ghana, Liberia dan Benin, di antara negara-negara lain.


Hide Ads