Sukriyanto menjelaskan, berbagai bantuan yang diberikan kepada masyarakat dan pemerintah, disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan sekarang ini, terutama yang berkaitan dengan penanganan pandemi.
Misal, TubanPetro memberikan bantuan body bag dengan maksud untuk mempermudah penanganan jenazah Covid-19. Bahan yang digunakan menggunakan standar BNPB yaitu tarpaulin PVC anti bakteri dengan tebal 0,50mm dan berat 500gsm/m2.
Sementara, PT Petro Oxo Nusantara (PON) baru-baru ini mendonasikan 4 unit ambulans penanganan pasien Covid-19 serta Rp6,3 miliar untuk penanggulangan Covid-19 dalam program ''PON Peduli'' yang digelar selama lima bulan sejak Agustus sampai Desember 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ''PON Peduli'' juga menciptakan Kampung Tangguh di sekitar area pabrik dan pemberian perlengkapan penanganan Covid-19, memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dan perlengkapan medis yang terdiri dari 20 buah tabung oksigen berukuran 6 M3, 3.000 buah baju hazmat, 1.000 buah gown medis, 1.000 buah appron medis, 10.000 buah masker medis, 3.000 buah masker N95, 20.000 buah sarung tangan latex, dan 100 buah kantong jenazah.
Sukriyanto menambahkan, berbagai bantuan yang telah diberikan anak usaha tersebut, menjadi bagian dari program berbagi TubanPetro dan anak usaha karena tetap mampu menjaga kinerja bisnis di tengah tantangan pandemi, pertumbuhan bisnis meningkat seiring tingginya permintaan terhadap produk perusahaan.
Bahkan, pandemi menjadi ''berkah'' bagi Polytama yang mampu meningkatkan penjualan hingga periode 31 Agustus 2021.
Polytama Propindo berhasil meraih penjualan sebesar US$205,51 juta atau naik 54 persen dari US$133,81 juta di periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan Petro Oxo Nusantara meraih penjualan sebesar US$174,89 juta atau naik 105 persen dari US$85,38 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja positif yang diraih Polytama diperoleh seiring naiknya permintaan produk polypropylene yang banyak digunakan untuk bahan dasar alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), dan masker, di samping masih belum lancarnya supply chain dari polypropylene impor.
Dalam memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan konsumen, Polytama secara konsisten melakukan inovasi dalam proses produksi dan pengembangan produk. Inovasi yang dilakukan pada tahun 2020 adalah mengganti sebagian bahan bakar boiler dari industrial diesel oil menjadi gas alam yang akan menghemat biaya produksi.
Sementara Petro Oxo Nusantara (PON), juga mampu mempertahankan kinerja seiring dengan permintaan produk 2-EH, khususnya mulai semester kedua 2020 karena kenaikan permintaan produk-produk kesehatan untuk APD, terutama sarung tangan.
Bahkan di Agustus 2021 melakukan ekspor perdana produk Isobutyl Aldehyde (IBAL) ke Cina, sejalan dengan arahan Pertamina untuk go global.
Kapasitas produksi 150.000 MT untuk Ethyl Hexanol dan Isobutanol menjadikan PON sebagai produsen terbesar di Indonesia, dengan penjualan 80% ekspor.
PON juga berencana diversifikasi produk dengan menggantikan produk Iso-Butyl Alcohol (IBA) menjadi Neo Pentyl Glycol (NPG) telah dimulai oleh PON dengan menyelesaikan Pra Feasibility Study di akhir 2020.
(fdl/fdl)