Karyawan United Airlines wajib untuk mendapatkan vaksin. Perusahaan tidak mentolerir penolakan untuk mendapatkan vaksin apalagi kalau alasannya adalah agama.
Dilansir dari CNN, Senin (13/9/2021), United Airlines akan menempatkan karyawannya pada cuti tanpa batas waktu yang tidak ditentukan bila ada yang menolak vaksin karena alasan agama.
Di banyak perusahaan lain, karyawan diberikan dua pilihan antara memilih untuk divaksinasi atau menjalani tes COVID-19 setiap minggu. Di United Airlines, lebih tegas, bahkan yang disebut pada dasarnya mau vaksinasi atau penghentian.
Meskipun United memberikan akomodasi bagi karyawan yang memiliki alasan medis yang sah untuk tidak divaksinasi, minggu ini diungkapkan akan ada biaya bagi mereka yang menyebut keyakinan agama mereka sebagai alasan untuk tidak divaksinasi. Sementara karyawan yang memiliki alasan medis untuk tidak divaksinasi akan dirumahkan namun masih diberikan upah.
"Mengingat fokus kami pada keselamatan dan peningkatan tajam dalam infeksi COVID, rawat inap dan kematian, semua karyawan yang permintaannya disetujui akan ditempatkan pada cuti pribadi sementara yang tidak dibayar," bunyi memo internal perusahaan.
"Mengingat statistik yang mengerikan, kami tidak dapat lagi mengizinkan orang yang tidak divaksinasi kembali ke tempat kerja," lanjut memo tersebut.
United mengatakan keputusan apakah akan menerima keberatan agama seorang karyawan terhadap vaksinasi akan dibuat berdasarkan kasus per kasus. "Kami bekerja keras untuk memastikan keselamatan karyawan dan pelanggan kami sambil mengakomodasi karyawan yang dengan tulus memegang keyakinan agama," kata pernyataan maskapai.
United Airlines memiliki 67.000 karyawan aktif AS yang tercakup dalam perintah tersebut. Hampir semua karyawan non-manajemen diwakili oleh serikat pekerja.
Serikat pekerja utama sendiri tidak keberatan dengan pernyataan maskapai tentang mandat vaksin pada bulan Agustus. Tidak jelas apakah sebagian besar serikat pekerja siap untuk menantang sikap maskapai tentang cuti yang tidak dibayar untuk anggota mereka dengan keberatan agama terhadap vaksin.
Di sisi lain, belum ada protes dari organisasi keagamaan soal larangan vaksin. Bahkan, Gereja Ilmu Pengetahuan Kristen yang mengajarkan anggotanya untuk menggunakan doa daripada obat-obatan untuk menjaga kesehatan mereka dalam banyak kasus pun belum mengeluarkan larangan penggunaan vaksin oleh para penganutnya.
Mereka justru menyerukan para anggota untuk menghormati otoritas kesehatan masyarakat dan kepatuhan yang sungguh-sungguh terhadap hukum negara, termasuk yang membutuhkan vaksinasi.
(hal/eds)