Saat Kereta Tak Bisa Berhenti Meski Ada Pandemi

Saat Kereta Tak Bisa Berhenti Meski Ada Pandemi

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 14 Sep 2021 15:47 WIB
Bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional 2021, PT KAI Daop 1 Jakarta membagikan souvenir kepada penumpang di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtu (4/9/2021).
Strategi Tangguh KAI Menyambung Negeri di Tengah Pandemi
Jakarta -

Pandemi COVID-19 sudah melanda Indonesia lebih dari setahun. Banyak sektor industri yang mendapat dampak negatif dari kehadiran pandemi ini. Untuk bisa bertahan, industri harus bisa beradaptasi dan bertransformasi menjadi lebih baik dan diterima masyarakat. Contohnya seperti yang terjadi pada sektor transportasi massal.

Kereta api sebagai salah satu transportasi massal juga kena dampak negatif pandemi, khususnya di awal-awal COVID-19. Jumlah penumpang turun sangat drastis saat pandemi. Penyebabnya banyak, mulai dari masyarakat takut naik angkutan umum karena takut terpapar COVID-19, adanya kebijakan pembatasan sosial, serta tren work form home atau kerja dari rumah yang ikut membuat pergerakan orang menurun.

Saat itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengaku mengalami penurunan penumpang dari yang biasanya mengantarkan 1,2 juta orang per hari, menjadi hanya sekitar 299 ribu orang per hari. Namun, dengan adaptasi yang dilakukan KAI dan sejumlah anak usahanya, mereka berhasil mendapat kepercayaan para penumpang. Bahkan, kini lonjakan penumpang cukup mulai terasa baik untuk kereta dalam kota seperti KRL maupun kereta jarak jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data survei Balitbang Kementerian Perhubungan tahun 2020, terjadi shifting penggunaan transportasi yang digunakan oleh penumpang. Dari hasil survei tersebut didapatkan sekitar 6,41% pengguna moda non-kereta api mau beralih menggunakan moda kereta api. Dalam data tersebut juga dipaparkan, ke depannya dalam masa pandemi penumpang kereta api antar kota diproyeksi mencapai 21.861.582 orang. Sementara untuk KRL & KA Bandara hingga 109.073.365 penumpang.

Sementara itu, kinerja angkutan barang KAI juga terus menunjukkan tren positif. Pada periode Januari hingga Juli 2021, KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton, naik 8,9% dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang.

ADVERTISEMENT

Kok bisa jumlah penumpang kereta diproyeksi terus naik, meski pandemi juga disebut-sebut masih lama berakhir. Memang, apa yang dilakukan KAI? Jawabannya banyak. Ada sejumlah adaptasi dan inovasi yang dilakukan perseroan dalam menghadapi situasi pandemi ini. Contohnya, adaptasi terhadap sejumlah aturan yang membuat penumpang kereta merasa aman walau masih dilanda pandemi. Awalnya, KAI memberlakukan syarat bagi calon penumpang, yaitu harus menunjukkan surat bebas COVID-19 sebagai upaya menekan penyebaran wabah tersebut.

Manajemen KAI juga memastikan pelanggan kereta api aman dengan menerapkan protokol kesehatan ketat di area stasiun, mulai dari wajib menggunakan masker, pengukuran suhu tubuh maksimal 37,3 derajat celcius, serta menerapkan physical distancing. Selama pandemi, KAI juga membatasi jumlah maksimal pelanggan di dalam kereta yaitu 70% untuk rute jarak jauh, 50% untuk rute lokal, dan 32% untuk KRL.

KAI juga bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk lebih memaksimalkan layanannya di masa pandemi. Seperti kerja sama yang pernah dilakukan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang menyediakan fasilitas rapid test dengan tarif terjangkau untuk masyarakat.

Selain itu, KAI juga menyediakan layanan vaksinasi COVID-19 gratis bagi pelanggan dan masyarakat di berbagai stasiun. Langkah KAI ini dilakukan dalam rangka mendukung pemerintah mempercepat program vaksinasi COVID-19. Saat ini, ada 24 stasiun dari KAI Group yang menyediakan layanan vaksinasi COVID-19 gratis. Hingga 15 Agustus, sebanyak 36.226 orang yang telah mengikuti vaksinasi gratis di Stasiun.

KAI juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk melakukan penataan beberapa stasiun terintegrasi, seperti Stasiun Pasar Senen, Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Sudirman. Kerja sama itu dilakukan agar masyarakat di DKI beralih menggunakan moda transportasi massal yang jauh lebih nyaman.

Selain itu, layanan yang terbaru ialah hasil kerja sama KAI dengan PT Blue Bird Tbk, yakni memberikan layanan Last Mile atau transportasi lanjutan untuk pelanggan Kereta Api Jarak Jauh dan pelanggan Rail Express. Dengan integrasi layanan antara kedua belah pihak, KAI menawarkan aksesibilitas ekstra bagi para pelanggan yang menggunakan aplikasi KAI Access. Jadi setelah pelanggan pesan tiket kereta api, dapat melanjutkan pemesanan taksi Bluebird sebelum pembayaran.

Infografis KAIPeran KAI Bikin Tangguh Indonesia Lawan Pandemi Foto: Infografis Detikcom

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, mengungkapkan peluncuran layanan First Mile ini akan semakin memberikan kemudahan aksesibilitas, integrasi, dan kenyamanan kepada pelanggan KAI untuk memanfaatkan taksi-taksi Bluebird.

"Jadi ini kolaborasi dan sinergi yang sangat luar biasa di mana Bluebird sebagai pemain utama taksi dan KAI sebagai pemain utama Kereta Api berkolaborasi, bersinergi, dalam memberikan value kepada para pelanggan kita," ujar Didiek beberapa waktu lalu.

Didiek berharap sinergi KAI dan Bluebird terus melahirkan inovasi-inovasi untuk memperluas fitur-fitur layanan yang telah tersedia dalam aplikasi KAI Access. Tujuannya agar dapat memberikan kenyamanan, kepercayaan, serta keselamatan kepada para pelanggan.

"Saya yakin dan optimis pandemi ini akan segera bisa diatasi oleh pemerintah sehingga masa the new normal akan segera tiba, dan layanan transportasi akan kita tumbuhkan. Ini sejalan dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia. Di mana dalam membangun ekosistem kami akan terus berkolaborasi dengan moda transportasi yang lain dan yang paling utama adalah layanan Taksi Bluebird ini," jelas Didiek.

Khusus untuk layanan KRL, KAI lewat anak usahanya PT Kereta Commuter Indonesia juga terus beradaptasi dengan kondisi. Syarat-syarat naik KRL juga terus mengikuti kondisi pandemi. Contohnya pada pekan ini, di mana Sertifikat vaksinasi Corona atau COVID-19 menjadi syarat bagi warga yang hendak melakukan perjalanan dengan KRL.

Aturan terbaru ini sesuai dengan Surat Edaran dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada Masa Pandemi COVID-19 tanggal 6 September 2021. Syarat yang diberikan perseroan tentu lebih memudahkan masyarakat namun tetap membuat para penumpang merasa aman dan nyaman. Calon penumpang harus menunjukkan sertifikat vaksinasi COVID-19, setidaknya dosis pertama, sebelum masuk ke peron.

detikcom kerap memantau bagaimana kondisi stasiun KRL saat ini, contohnya seperti di Stasiun Pasar Minggu. Petugas mengecek sertifikat vaksinasi Corona para calon penumpang. Petugas mengarahkan para penumpang untuk men-scan QR code yang disediakan. Petugas juga mengecek sertifikat vaksinasi Corona serta mengecek suhu calon penumpang. Tak sampai di situ, petugas juga terlihat membantu penumpang yang kesulitan mengakses sertifikat vaksinasi Corona.

Bagaimana tanggapan penumpang? Salah satu penumpang KRL tujuan Sudirman, Rahma (29), mengatakan senang dengan aturan cukup menunjukkan sertifikat vaksinasi Corona. Dia menilai aturan ini lebih mudah dibanding menunjukkan surat tanda registrasi pekerja (STRP).

"Aku sih senang ya. Karena kan kalau sertifikat vaksinasi lebih memudahkan gitu. Sekarang hampir semua orang sudah divaksinasi. Ini kan jadi syarat ke mana-mana, misal mau masuk mal gitu. Dengan kebijakan baru ini, masyarakat, ya siapa pun, bisa gitu naik KRL. Bukan hanya pekerja lagi, tapi semua. Mau anak sekolah, kuliahan, ibu rumah tangga ya bisa naik KRL. Hanya bermodalkan sertifikat vaksinasi," tuturnya.

Petugas PT KAI Daop 1 memberikan bunga kepada penumpang kereta di kawasan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (21/4).Petugas PT KAI Daop 1 memberikan bunga kepada penumpang kereta di kawasan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (21/4). Foto: Pradita Utama

Lantas, bagaimana syarat terbaru naik kereta api jarak jauh?

Melansir situs resmi KAI, syarat naik kereta api jarak jauh PPKM adalah wajib divaksinasi. Syarat ini wajib dengan minimal sudah divaksinasi dosis pertama. Untuk perjalanan kereta api jarak jauh, aturan ini sudah berlaku sejak beberapa waktu lalu. Nantinya, sebelum naik kereta, petugas bakal mengecek bukti vaksinasi melalui komputer boarding.

Data vaksinasi pun secara otomatis muncul di layar komputer petugas boarding. Hal ini lantaran KAI sudah mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi melalui sistem boarding.

"Jika data tidak muncul pada layar komputer petugas, maka pemeriksaan akan dilakukan secara manual dengan menunjukkan kartu vaksin calon pelanggan," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus.

Sementara itu, pelanggan dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan tidak dapat menerima vaksin, wajib melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi COVID-19.

Syarat naik Kereta Api Jarak Jauh PPKM lainnya adalah wajib melampirkan hasil tes PCR atau antigen. Untuk PCR, maksimal dilakukan 2x24 jam sebelum keberangkatan. Sedangkan rapid antigen dilakukan maksimal 1x24 jam sebelum jadwal keberangkatan. Kemudian yang perlu diperhatikan untuk penumpang kereta api jarak jauh adalah pelanggan usia di bawah 12 tahun masih tidak diizinkan melakukan perjalanan. Penggunaan masker dan menerapkan protokol kesehatan ketat juga harus diperhatikan untuk perjalanan dengan kereta api jarak jauh.

"KAI Group secara konsisten menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai kebijakan pemerintah dan hanya mengizinkan pelanggan yang sesuai persyaratan untuk naik kereta api. Dengan demikian, diharapkan seluruh layanan kereta api dapat tetap diandalkan oleh masyarakat pada masa pandemi COVID-19," tutup Joni.

Bukan cuma itu, yang paling bikin tenang adalah KAI memastikan calon penumpang yang gagal berangkat melakukan perjalanan KA Jarak Jauh karena tak penuhi persyaratan maka uang tiket akan dikembalikan 100%. Proses pembatalan tiket dapat dilakukan di loket stasiun atau Contact Center 121 di nomor 021-121 paling lambat H+7.

Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang adaptif dan inovatif ini, para penumpang kereta tentu akan merasa semakin aman dan nyaman meskipun di tengah pandemi. Maka, wajar saja jika masyarakat semakin percaya dan yakin dengan moda transportasi kereta api.

KAI Daop 8 Surabaya Rumuskan Protokol New NormalKAI Daop 8 Surabaya Rumuskan Protokol New Normal Foto: Hilda Meilisa Rinanda
(fdl/fdl)

Hide Ads