Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada beberapa manfaat besar yang akan diperoleh Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Mulai dari segi ekonomi, pembangunan sosial, maupun manfaat dari segi politik. Pertama, G20 diperkirakan meningkatkan konsumsi domestik yang diperkirakan Rp 1,7 triliun.
"Di aspek ekonomi beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun. Penambahan PDB Rp 7,47 triliun dan keterlibatan tenaga kerja sekitar 33.000 dari berbagai sektor," katanya dalam Konferensi Pers G20, Selasa (14/9/2021).
Dengan manfaat itu, diharapkan efeknya dari G20 ini dua kali lebih dari capaian dalam pertemuan IMF pada 2018. Mengingat dalam penyelenggaraan G20 akan ada 150 pertemuan selama 1 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang diharapkan agregat secara ini akan beberapa kali satu setengah sampai 2 kali daripada efek yang dicapai pertemuan IMF world bank di tahun 2018 yang lalu karena pertemuan ini berjalan sekitar 150 pertemuan selama 1 tahun atau selama 12 bulan," tuturnya.
Selain itu, ajang G20 juga menjadi momentum untuk menampilkan keberhasilan dari beberapa kebijakan pemerintah RI, termasuk UU Cipta Kerja.
"Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan," ujarnya.
Dalam sisi aspek pembangunan sosial, RI berpeluang mendorong produksi dan distribusi vaksin. Terutama dalam meningkatkan vaksinasi untuk negara berkembang lain yang berpendapatan rendah
"Aspek pembangunan sosial Indonesia berpeluang mendorong topik terkait produksi dan dan distribusi vaksin dan kita terus mendorong agar vaksin ini menjadi Global public good dan juga aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah," jelasnya.
Sebagai informasi, Presidency G20 secara resmi akan dimulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 dengan tema utama recover together recover stronger yang artinya pulih bersama dan tangguh bersama. Akan ada 150 pertemuan, yang dilakukan dalam working group tingkat Sherpa dan tingkat finance.
Peserta G20 ini diperkirakan dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan, dengan jumlah delegasi pertemuan sekitar 500 sampai 5800 orang.
(zlf/zlf)