Robert menyayangkan karena biaya yang mahal masih sedikit dari pelaku usaha perikanan di Indonesia telah memiliki sertifikat Indo-GAP ini. Dari total kurang lebih lima juta pelaku usaha, hanya ribuan dari mereka yang dengan kesadaran tinggi terhadap mutu dan jaminan kualitas produk mengambil sertifikasi tersebut.
Robert menyampaikan setidaknya terdapat beberapa solusi agar pelaksanaan sertifikasi indo-GAP tersebut dapat berjalan dengan efektif dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat perikanan.
"Guna mengefisienkan dana agar program sertifikasi indo-GAP tersebut tidak mahal bagi pelaku usaha, diperlukan beberapa strategi. Pertama, pemerintah daerah setempat bersama dengan stakeholders terkait seperti komunitas, lembaga swadaya, dan tokoh masyarakat dapat berkolaborasi agar terciptanya proses sertifikasi yang satu pemikiran dan persetujuan sehingga informasi yang nantinya disampaikan masyarakat terkait indo-GAP tersebut tidaklah simpang siur. Kedua, pelaksanaan sertifikasi ini tentunya perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala tiap daerah, maka diperlukan tim satgas yang dapat melakukan controlling dan membantu tim sertifikasi dalam merancang strategi," kata Robert.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Robert juga menyarankan agar pelaksanaan sertifikasi indo-GAP tersebut harus didukung dengan tim asesor yang kompeten dan ahli dibidangnya agar hasil sertifikasi tersebut dapat menghasilkan pelaku usaha yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh negara tujuan ekspor.
Di sisi lain, hambatan yang dialami oleh para pelaku usaha perikanan seperti apa yang disampaikan Robert tersebut juga didukung oleh salah satu pelaku tambak udang di Banyuwangi Jawa Timur, Yoseph.
"Sayangnya hingga saat ini, sertifikasi indo-GAP tersebut tidak dapat secara langsung digunakan oleh packer dari pelaku usaha tambak untuk export udang ke negara tujuan, melainkan hanya sebagai syarat awal untuk mengurus sertifikasi yg disyaratkan oleh buyer," kata Yoseph.
Yoseph menyebutkan bahwa pengurusan sertifikasi Indo-GAP tersebut masih tergolong cukup lama secara waktu dan tidak bisa diprediksi secara pasti disebabkan oleh tiap daerah kecepatan dalam pengurusan perijinan berbeda-beda.
Yoseph berharap agar kedepannya sertifikasi IndoGAP ini nantinya cukup sebagai syarat export ke negara tujuan dan tetap menjadi pemacu perbaikan internal di kegiatan budidaya dan syarat awal pengurusan sertifikasi yg lain.
(dna/dna)