Ada Kerja Sama AUKUS, Mendag Harap Perdagangan Luar Negeri Tak Terganggu

Ada Kerja Sama AUKUS, Mendag Harap Perdagangan Luar Negeri Tak Terganggu

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 17 Sep 2021 18:29 WIB
Dubes RI untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menanggapi pembentukan aliansi pertahanan baru bernama AUKUS antara Amerika Serikat (AS), Australia, dan Inggris di tengah meningkatnya ancaman China. Dia berharap perdagangan Internasional tetap kondusif.

Lutfi mengajak negara di kawasan untuk memisahkan urusan perdagangan dari persoalan politik antar negara yang terlibat itu.

"Saya mencoba memecah antara kepentingan politik ini dengan kepentingan dagang," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa AS, Australia dan Inggris mengumumkan aliansi terbaru mereka tersebut di kawasan Indo-Pasifik. Lewat kesepakatan itu, Australia bakal membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan Amerika.

Australia pun menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir. Rencana ini pun dikecam China, yang sedang berkonfrontasi dengan Australia.

ADVERTISEMENT

Lutfi menyebut itu akan berdampak bagi Indonesia jika tidak ada dialog antar negara yang terlibat maupun memiliki perhatian dalam aliansi ini. Sebab, aliansi dibangun di kawasan Indo-Pasifik, di mana Indonesia berada di dalamnya.

"Tugas Indonesia di sini kalau dari politiknya memastikan adanya dialog karena dengan itu akan terjadi pengertian untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman yang jadi resep utama peperangan," tuturnya.

Untuk itu Lutfi memastikan akan adanya dialog tersebut secara politik. Sementara dari sisi perdagangan, upaya pemisahan antara politik dan perdagangan juga dilakukan melihat tren global yang terjadi.

Salah satunya kerja sama Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Kerja sama ini dulu bernama Trans-Pacific Partnership (TPP) yang diinisiasi oleh AS di mana di tengah jalan justru keluar. Sebaliknya, China yang selama ini berperang dagang dengan Amerika justru ingin masuk ke dalam CPTPP.

"Bayangin ini rumahnya Amerika, dikerjakan Amerika, salah satu pasar paling besar. Amerika-nya keluar, nah datang musuhnya ke dalam, datang saingannya ke dalam," kata Lutfi.

Untuk itu, Lutfi pun mengajak negara ASEAN lain untuk mengeluarkan urusan politik dari perdagangan. Ajakan itu disampaikan dalam pertemuan bersama para Menteri ASEAN beberapa hari yang lalu.

Lutfi menekankan bahwa perdagangan adalah solusi terbaik untuk memulihkan ekonomi saat ini dan mendatangkan keuntungan bagi banyak pihak. "Kalau dagang ya dagang," tandasnya.

(aid/dna)

Hide Ads