Rumah Mewah Diobral, Harga Brompton Berdarah-darah, Tanda-tanda Apa?

Rumah Mewah Diobral, Harga Brompton Berdarah-darah, Tanda-tanda Apa?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 18 Sep 2021 13:35 WIB
Rumah Mewah Dijual di Pondok Indah, Jakarta Selatan
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Kejamnya pandemi COVID-19 berimbas pada obral rumah mewah. Fenomena rumah mewah banting harga ini, dalam catatan detikcom 6 Juli 2021, dibenarkan Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta, Clement Francis. D

Menurut Clement memang banyak orang yang mau menjual propertinya. Bahkan lebih banyak orang yang mau menjual rumah daripada membelinya.

"Saat ini banyak rumah memang mau dijual, jumlahnya ini sekarang banyak dibandingkan dengan yang mau beli," ungkap Clement kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya fenomena menjual rumah memang meningkat di tengah pandemi. Dia enggan memukul rata apa masalahnya, namun memang di tengah pandemi banyak keperluan yang lebih penting yang mesti dipenuhi.

"Di tengah kondisi begini memang lebih banyak yang mau jual daripada mau beli. Dari segi faktor kita nggak bisa judge, tetapi kondisi ini mungkin ada orang mau menyisihkan uang untuk keperluan lain gitu," ungkap Clement.

ADVERTISEMENT

Dia juga menduga bisa saja ada orang yang bisnisnya berkinerja buruk di tengah pandemi sehingga menjual rumah untuk membantu bertahan.

"Kita nggak tahu apa yang terjadi dengan usahanya orang juga kan di tengah pandemi ini, mungkin dia lagi down, jual rumah," ungkapnya.

Yang jelas koreksi harga memang telah terjadi di tengah banjir obral rumah mewah ini. Menurutnya, hal itu terjadi karena di tengah pandemi banyak orang yang enggan mengeluarkan uang banyak.

"Nah gini kan kalau mahal-mahal kan tidak banyak orang mau spend kan sekarang ini. Jadi karena pemilik mungkin mau menjual lebih cepat, maka harganya supaya ketemu, ya lebih lower," ungkap Clement.

Harga yang turun ini menurutnya sudah terjadi di kawasan Pondok Indah. Dari pantauan Arebi, sebelum adanya pandemi harga rumah di kawasan elite ini bisa menyentuh Rp 50-60 miliar, kini bisa turun ke Rp 30-40 miliar, bahkan lebih rendah lagi.

"Kalau boleh dibilang kayak Pondok Indah itu kalau dulu pas normal itu Rp 50-60 miliar, saat ini mungkin Rp 30-40an miliar. Sesuai pemilik lah kalau harga, ya kalau ada di bawah itu tergantung tiap pemilik juga mau jual berapa," ungkap Clement.

Nggak cuma rumah, harga sepeda 'sultan' Brompton juga anjlok. Langsung klik halaman berikutnya.

Di tengah-tengah fenomena tersebut, harga sepeda orang elite, yakni Brompton semakin turun. Padahal sebelumnya banderol sepeda itu sempat mengalami kenaikan tak wajar saat demam gowes tahun lalu.

Berdasarkan penelusuran detikcom di STC Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/9/2021), harga sepeda Brompton dijual dengan harga miring. Misalnya Brompton S6L warna orange cloud blue dari Rp 36 juta sekarang dibanderol Rp 30 juta tepatnya Rp 29.990.000.

"Kalau di rata-rata ini (harga sepeda Brompton) turun semua. Turun Rp 2 juta sampai Rp 6 jutaan," kata Adi ditemui detikcom.

Adi menjelaskan penurunan harga Brompton dikarenakan stok sepeda di pasaran yang sudah stabil. Di sisi lain tren gowes banyak beralih ke jenis road bike jadi kombinasi pukulan telak, hingga membuat penjualan ikut turun sekitar 30%.

"Biaya masuknya juga kan sudah stabil jadi ikut turun. Tergantung biaya masuknya sih kalau harga mah. Yang ramai sekarang juga kan road bike, kalau kayak gini kan cuma orang yang ikut-ikutan," tuturnya.

Berikut daftar harga sepeda Brompton:

1. Brompton S6L warna orange cloud blue sekarang Rp 30 juta dari sebelumnya Rp 36 juta.
2. Brompton M6L racing green titanium sekarang Rp 46,5 juta dari sebelumnya Rp 50 juta.
3. Brompton M6L warna black lacquer titanium sekarang Rp 51 juta dari sebelumnya Rp 55 juta.
4. Brompton M6L sekarang Rp 32,5 juta dari sebelumnya Rp 32,6 juta.
5. Brompton M6L limited edition team GB Rp 48 juta.


Hide Ads