Sandiaga Uno dikenal sebagai pengusaha sukses sebelum terjun ke dunia politik hingga menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini. Namun, siapa sangka, Sandi juga pernah dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK) dan memulai usahanya mulai dari nol.
Saat itu, dia menceritakan tak pernah memikirkan modal untuk memulai usaha. Dia mengaku, jiwa pengusahanya lahir karena sebuah insiden, yaitu tepatnya saat dunia menghadapi krisis ekonomi.
"Waktu saya memulai usaha tahun 1997 karena saya di-PHK, saya tidak berpikir modal karena saya pokoknya jalan dulu, just do it. Dan pada saat itu saya menyatakan bahwa entrepreneurship saya ini lahir karena accident. Karena saya terpaksa menjadi pengusaha," kata Sandiaga dalam acara Wealth Wisdom 2021 secara virtual, Sabtu (18/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari peristiwa tersebut, Sandiaga dapat memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi digital pun seperti itu. Menurutnya, tak sedikit pelaku usaha yang mengeluhkan akses serta informasi tentang modal usaha. Padahal, saat dia terkena PHK kala itu tak membutuhkan modal sama sekali.
"Akses dan informasi tentang modal usaha, ini selalu menjadi salah satu yang dielukan oleh para pelaku. Namun saya selalu bilang karena ini yang ada di benak mereka, sebetulnya ini yang di ujung (akhir usaha)," ujarnya.
Awalnya, dia tak ingin menyebut tantangan sebagai penghalang karena menurutnya, kata penghalang akan terasosiasikan dengan sikap pesimis.
"Tapi saya ingin mengklasifikasi ini sebagai tantangan dan peluang. Jadi tantangan kita adalah bagaimana kita meningkatkan infrastruktur dari segi jangkauan jaringan. Ekonomi digital ini harus didukung oleh infrastruktur yang handal dan mumpuni," ujarnya.
Selain itu, ekonomi digital juga harus memperbaiki kualitas produk dan jasanya. Kunci usaha dalam bidang ekonomi digital, kata dia, bukan berasal dari modal tapi dari cara untuk memulai.
"Jadi kuncinya bukan modal tapi know how. Know how ini bisa didapatkan dengan inkubasi dan saya selalu bilang benang merahnya ekraf itu adalah inovasi. Inovasi itu nggak perlu yang muluk-muluk, saya selalu bilang inovasi itu termasuk amati tiru dan modifikasi," paparnya.
Jika pelaku usaha dapat menghadirkan inovasi maka segala keterbatasan infrastruktur, keterbatasan akses informasi, keterbatasan modal usaha, logistik, distribusi barang di daerah, keterbatasan kemampuan meningkatkan kapabilitas ini bisa diatasi.
"Karena pemerintah sudah memfasilitasi dan dunia usaha juga sudah menyediakan. Kita harus beradaptasi karena things change kita ada di era terbuka dan kita harus beradaptasi termasuk protokol, vaksinasi dan terakhir kolaborasi. Kemarin kita banyak berkompetensi dan kita lupa bahwa nilai bangsa luhur kita adalah gotong royong," pungkasnya.