Asal Usul Brompton, Sepeda 'Sultan' yang Harganya Kini Berdarah-darah

Asal Usul Brompton, Sepeda 'Sultan' yang Harganya Kini Berdarah-darah

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 19 Sep 2021 07:48 WIB
Harga sepeda Brompton turun hingga Rp 6 juta.
Foto: Anisa Indraini/detikcom

Ritchie mundur pada 2008 dan mengizinkan Adams melanjutkan. Ada perasaan kuat bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi pendiri. Tak dipungkiri, ada sedikit keraguan Ritchie meskipun Adams telah berhasil.

Brompton hanya memiliki 24 staf yang memproduksi 7.000 sepeda setahun ketika dia bergabung, sementara pada 2015 memiliki 230 orang untuk menghasilkan 50.000 per tahun. Hasil karyanya dijual ke 44 negara di seluruh dunia dan 80% diekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mempertahankan ikatan emosional dengan Brompton, Ritchie tetap menjadi pemegang saham terbesar, memegang sekitar 20%, Adam memiliki 10%, staf berbagi 15% dan sisanya dibagi antara teman pendiri dan kepala eksekutif.

"(Andrew Ritchie) menyerahkan 'bayinya' pada tahun 2008 dan dia mengizinkan kami melakukan hal-hal yang menurutnya tidak nyaman. Terkadang dia kesal tentang hal itu," ujar Adams.

ADVERTISEMENT

"Andrew layak mendapat banyak pujian atas caranya melepaskan. Ini tidak berarti sempurna, tetapi saya sangat menghormati Andrew. Dan, pada hari-hari baik, saya yakin dia menghormati saya," sambungnya.

Desain sepeda Brompton pada dasarnya tetap sama selama bertahun-tahun, hanya diubah untuk membuatnya lebih ringan. Perlahan namun pasti, Brompton mulai berpindah ke sebuah pabrik yang lebih besar di London. Meski antara Ritchie dan Adams sering menghadapi perdebatan, mereka teguh untuk tidak menjual perusahaan.

"Andrew dan saya memiliki perbedaan pendapat yang tak ada habisnya, tetapi satu hal yang kami bagikan dengan penuh semangat adalah semangat untuk mempertahankan kendali," kata Adams.

Sejak Adams bergabung dengan bisnis ini pada tahun 2002, omzet telah meledak dari 1,7 juta poundsterling atau setara dengan Rp 33 miliar menjadi 28 juta poundsterling atau setara dengan Rp 549 miliar pada 2014 lalu, dengan keuntungan 3,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 66 miliar (1 poundsterling = Rp 19.608).

Keberhasilan Brompton adalah karena kombinasi penasaran dari dorongan dan ambisi muda Adams yang ditambahkan ke desain "folder" yang tak lekang oleh waktu, yang pertama kali dibuat oleh Andrew Ritchie, pendiri pembuat sepeda London barat.

Melansir dari laman resmi, desain pertama sepeda lipat Brompton pertama cukup kasar, tapi masih dapat dilipat dengan rapi dan nyaman menjadi satu paket kecil. Kala itu, desain sepeda Brompton dianggap sebagai langkah maju dalam desain sepeda lipat.

Beberapa tahun setelah diproduksi dan dijual, Brompton dianugerahi Penghargaan Produk Terbaik yang dalam acara Cyclex yang diadakan di Olympia, London. Brompton juga menerima Queen's Award for Export Achievement dari Kerajaan Inggris.



Simak Video "Video AHY Dukung Program Zero ODOL, Singgung Laka Lantas-Jalan Rusak"
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)

Hide Ads