Jangan Kebobolan! 5 Tetangga RI Sudah Alami Ledakan Kasus Corona

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 20 Sep 2021 12:14 WIB
Jangan Kebobolan! 5 Tetangga RI Sudah Alami Ledakan Kasus Corona
Jakarta -

Hari ini pemerintah akan kembali mengevaluasi pelaksanaan PPKM level 2 hingga 4 se-Indonesia. Selama PPKM level 2, 3 dan 4, pemerintah menyatakan kasus Corona terus mengalami penurunan.

Hal tersebut terlihat dari data yang dipaparkan oleh Satgas COVID-19 lewat Humas BNPB tiap harinya. Namun hal ini jangan sampai membuat masyarakat menjadi terlalu berpuas diri.

Sebab, meski jumlah kasus COVID-19 di Tanah Air mulai melandai, ternyata negara-negara tetangga justru memperlihatkan lonjakan yang signifikan. Bahkan beberapa negara memberlakukan tindakan penguncian ketat demi mengekang jumlah infeksi.

Melansir dari CNBC Indonesia, berikut negara-negara tetangga yang sempat mengalami ledakan COVID-19:

1. Singapura

Pada awal bulan ini Singapura sempat mengalami kenaikan kasus COVID-19. Hal ini nampak dari sebelumnya pada Rabu (2/9) lalu Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) telah melaporkan 180 kasus baru COVID-19.

Dari jumlah itu, 177 kasus merupakan kasus penyebaran lokal sementara tiga lainnya merupakan kasus impor. Angka kasus COVID ini merupakan jumlah tertinggi sejak 21 Juli 2021. Kasus lokal juga mengalahkan data kemarin, 160 infeksi baru.

MOH mengungkap ada 90 kasus yang belum diketahui dari mana asalnya. Pasalnya, kasus itu tidak terkait dengan kluster-kluster yang telah ditemukan di negara pusat keuangan Asia ini.

Kluster COVID-19 terbanyak terkait beberapa pemberhentian bus di Singapura. Antara lain, halte Bugis Junction, Tampines, Boon Lay, Jurong East, Toa Payoh, Bishan, Punggol, Clementi, and Sengkang.

Mengutip Worldometers, total kasus COVID-19 Singapura sejak pandemi tercatat 76.792. Di mana tercatat ada 60 kematian sepanjang corona menyerang hingga menjelang akhir September ini.

2. Malaysia

Malaysia juga merupakan salah satu negara tetangga yang masih dilanda gelombang pandemi yang cukup besar. Bahkan negeri Jiran itu sempat melaporkan jumlah kasus di atas 18 ribu per hari pada awal bulan ini.

Puncaknya terjadi pada 26 Agustus lalu di mana jumlah kasus berada di angka 24.599 dalam satu hari. Mengutip Worldometer Kamis, total kasus aktif hingga pagi ini adalah 267.863, dengan 1.005 kasus serius.

Analis politik James Chai yang berbasis di Kuala Lumpur,Malaysia, memberikan analisisnya kenapa kasus COVID-19 di Malaysia terus mencetak rekor di tengah semua upaya pemerintah menekan kasus. Hal itu disampaikan dalam kolomnya di media asal Timur Tengah, Al-Jazeera, berjudul "Malaysia: From COVID role model to a mini-India".

Ia menekankan bahwa Malaysia terlalu berpuas diri dengan pencapaian sebelumnya dalam mengekang kasus COVID-19. Ini membuat pemerintah tidak memiliki sebuah blueprint yang baik dan ketat untuk penanganan kasus COVID.

"Setahun yang lalu, Malaysia merayakan diri sebagai negara dengan transmisi lokal COVID-19 mencapai nol selama beberapa hari, meraih banyak pujian dari para ahli asing, akademisi, dan organisasi seperti WHO," katanya.

Selain itu, secara politik, pejabat mulai kehilangan legitimasi dari masyarakat. Pasalnya pemerintah tetap mengadakan pemilu meski dalam situasi kedaruratan nasional.

Mengutip Worldometers, total kasus COVID-19 Malaysia sejak pandemi tercatat 2,08 juta. Di mana tercatat ada 23.067 kematian sepanjang corona menyerang hingga menjelang akhir September ini.

Negara apa lagi yang mengalami lonjakan COVID-19? Klik halaman berikutnya.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork