Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data

Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 23 Sep 2021 12:15 WIB
Mengenal Sukarman, Peternak yang Sudah Kenyang Asam-garam Dunia Perteluran

menunjukan peternakan ayam petelur miliknya di Kecamatan Ponggok, Blitar (2/2/2021). Sukarman menekuni dunia perteluran tidak kurang sejak 3 dekade silam. Ia mengenal baik pasang surut mengelola industri ayam petelur sehingga terbiasa menghadapi kondisi yang selalu fluktuatif. Saat ini ia menjadi salah satu pengurus di Koperasi Peternak Unggas Sejahtera yang menaungi para peternak telur di Blitar.
Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data
Jakarta -

Peternak ayam sedang menjerit karena harga telur terus menurun di pasaran. Di sisi lain, pengeluaran terus meningkat karena harga pakan ayam justru mengalami kenaikan.

"Harga telur memang turun, di sisi lain harga pakan naik sehingga peternak rugi. Peternak broiler mengalami kerugian," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Sugeng Wahyudi kepada detikcom, Kamis (23/9/2021).

Sugeng menjelaskan pakan mengalami kenaikan dikarenakan pasokan jagung yang terbatas hingga mengalami kenaikan harga. Padahal komoditas itu sangat diperlukan untuk komposisi pakan ternak ayam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Unsur jagung dalam pakan ternak ayam 50%. Jagung di pasaran tidak tersedia cukup maka harganya naik, karenanya harga pakan ayam juga naik," jelasnya.

Di saat terjadi kenaikan pakan, harga telur justru semakin menurun hingga di bawah Rp 20.000 per kg. Di Pasar Senen, Jakarta Pusat misalnya, di level pedagang grosir dijual Rp 17.500 per kg dari harga normal Rp 20.000 sampai Rp 25.000.

ADVERTISEMENT

Di tengah kondisi peternak ayam yang sedang menjerit, pemerintah terkait dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) justru kisruh soal data pasokan jagung.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bilang harga jagung mahal dikarenakan pasokan barangnya tidak ada. Jika ada, dia menilai tidak mungkin harganya mencapai Rp 6.000 dari yang biasanya Rp 4.000.

"Gini kalau ada barangnya, sekarang kita jangan ngomong jutaan, ngomong 7.000 (ton) aja nggak ada buat kebutuhan 1 bulan di Blitar, nggak ada barangnya," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (21/9/2021).

Kisruh Kemendag dan Kementan di halaman berikutnya.

Lihat Video: Harga Pakan Melejit, Peternak Ayam Petelur di Parepare Menjerit

[Gambas:Video 20detik]



Jauh-jauh hari Lutfi mengaku sudah berkirim surat kepada Kementan untuk mengingatkan bahwa stok jagung perlu mendapat perhatian karena harganya berpotensi naik.

"Saya sudah tulis surat, bulan Maret itu tulis surat resmi 'hati-hati kalau kedelai kita tidak ada tata niaganya saya tahu harganya akan tinggi tetapi tidak akan kurang barangnya. Jagung pada saat yang bersamaan tata niaganya diatur, tidak bisa sembarangan orang impor karena mesti minta persetujuan dari pada Kementerian Pertanian. Saya sudah tulis surat bahwa itu mesti dipikirkan, kenapa? karena harga komoditas dasar ini naik," jelas Lutfi.

Di sisi lain Kementan bilang bahwa stok jagung itu ada dan total jagung mencapai 2,3 juta ton itu benar adanya. Pihaknya pun mempersilakan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kami punya data stok, silakan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," jelas Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab dalam keterangannya.

Stok jagung diklaim akan terus bertambah karena September-Oktober adalah masa panen yang ditanam di lahan sawah. Bukan karena stok yang kosong, Ismail mengungkap harga jagung tinggi karena pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu. Selain itu, karena kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.

"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," tambahnya.

Dengan adanya keluhan tingginya harga jagung pakan ternak, Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto menegaskan wilayahnya siap menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur maupun ayam layer. Menurutnya pada bulan September dan Oktober ini produksi jagung di Kabupaten Grobogan mencapai 170 ribu ton.

"Bulan September ini luas panen ada 26 ribu hektar dengan produksi 170 ribu ton. Kalau dikonversi dengan kadar air 15-17% maka masih ada 120 ribu ton," ungkapnya.


Hide Ads