Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data

Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 23 Sep 2021 12:15 WIB
Mengenal Sukarman, Peternak yang Sudah Kenyang Asam-garam Dunia Perteluran

menunjukan peternakan ayam petelur miliknya di Kecamatan Ponggok, Blitar (2/2/2021). Sukarman menekuni dunia perteluran tidak kurang sejak 3 dekade silam. Ia mengenal baik pasang surut mengelola industri ayam petelur sehingga terbiasa menghadapi kondisi yang selalu fluktuatif. Saat ini ia menjadi salah satu pengurus di Koperasi Peternak Unggas Sejahtera yang menaungi para peternak telur di Blitar.
Peternak Ayam Menjerit, Kementan-Kemendag Malah Kisruh soal Data

Jauh-jauh hari Lutfi mengaku sudah berkirim surat kepada Kementan untuk mengingatkan bahwa stok jagung perlu mendapat perhatian karena harganya berpotensi naik.

"Saya sudah tulis surat, bulan Maret itu tulis surat resmi 'hati-hati kalau kedelai kita tidak ada tata niaganya saya tahu harganya akan tinggi tetapi tidak akan kurang barangnya. Jagung pada saat yang bersamaan tata niaganya diatur, tidak bisa sembarangan orang impor karena mesti minta persetujuan dari pada Kementerian Pertanian. Saya sudah tulis surat bahwa itu mesti dipikirkan, kenapa? karena harga komoditas dasar ini naik," jelas Lutfi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain Kementan bilang bahwa stok jagung itu ada dan total jagung mencapai 2,3 juta ton itu benar adanya. Pihaknya pun mempersilakan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kami punya data stok, silakan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," jelas Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab dalam keterangannya.

ADVERTISEMENT

Stok jagung diklaim akan terus bertambah karena September-Oktober adalah masa panen yang ditanam di lahan sawah. Bukan karena stok yang kosong, Ismail mengungkap harga jagung tinggi karena pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu. Selain itu, karena kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.

"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," tambahnya.

Dengan adanya keluhan tingginya harga jagung pakan ternak, Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto menegaskan wilayahnya siap menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur maupun ayam layer. Menurutnya pada bulan September dan Oktober ini produksi jagung di Kabupaten Grobogan mencapai 170 ribu ton.

"Bulan September ini luas panen ada 26 ribu hektar dengan produksi 170 ribu ton. Kalau dikonversi dengan kadar air 15-17% maka masih ada 120 ribu ton," ungkapnya.


(aid/fdl)

Hide Ads