Selain itu ada juga investor yang berniat menyuntikkan modal agar Merpati hidup lagi. Investor itu adalah PT Intra Asia Corpora. Intra Asia berniat menyuntik modal Rp 6,4 triliun. Namun, rencana menggaet investor ini belum ada titik terang hingga sekarang. Pada akhir 2019 lalu, Direktur Utama MNA Asep Eka Nugraha mengatakan, suntikan modal itu tak kunjung masuk karena belum ada keputusan untuk pelepasan saham atau privatisasi.
"Iya lah. Ini bukan kesimpulan ya. Bukan privatisasi dulu baru investor masuk. Tapi sampai dengan investor masuk pasti harus ada privatisasi karena proposalnya kemarin privatisasi. Sekarang seperti apa, masih nunggu," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, 4 November 2019.
Hingga rencana pembubaran oleh Menteri BUMN Erick Thohir belum lama ini, Merpati masih ingkar janji karena disebut belum membayarkan pesangon kepada ribuan karyawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan SVP Corporate Planning Merpati Ery Wardhana mengungkapkan sebagai mantan pegawai dia tidak memiliki kapasitas untuk menolak atau menyetujui keputusan pemerintah dan siap menerima.
"Prioritas kami saat ini adalah agar dapat dibayarkannya hak pesangon 1.233 pegawai eks Merpati yang belum lunas dibayarkan sebesar Rp 318 miliar," kata dia.
Dia menyebut eks pegawai Merpati mengharapkan pembayaran pesangon tersebut bisa segera dilakukan dan ditunaikan. "Seperti kata pepatah bayarlah upah sebelum kering keringatnya, saat ini keringat kami sudah mengering cukup lama, mohon akhiri penderitaan dan kezaliman yang dialami pegawai eks Merpati. Demikian semoga Pak Menteri mendengarkan keluhan kami," jelas dia.
(kil/ara)