Hingga 2002, di bawah kepresidenan Megawati Soekarnoputri, pemerintah memutuskan untuk melepas sebagian saham Indosat. Momen tersebut melekat di ingatan masyarakat Indonesia.
Divestasi dimenangkan oleh perusahaan negara tetangga, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia). Keputusan tersebut menuai kritik karena Indosat dinilai sebagai aset strategis dan dianggap sebagai BUMN yang menguntungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Indonesia saat itu melakukan divestasi 517,5 juta saham, mewakili sekitar 50,0% dari saham Seri B dalam dua tahap. Perusahaan Singapura membeli Indosat pada 15 Desember 2022 dengan uang US$ 630 juta atau sekitar Rp 5,62 triliun untuk pembelian 41,94% saham yang setara 434.250.000 saham seharga Rp 12.950 per saham.
"Pada bulan Mei 2002, Pemerintah menjual 8,1% dari saham kami yang beredar melalui tender global yang dipercepat. Pada bulan Desember 2002, Pemerintah melakukan divestasi 41,9% saham Seri B kami kepada mantan anak perusahaan STT Communications Ltd (STT)," dikutip dari laman resmi perusahaan, Minggu (26/9/2021).
Kemudian, pada 2008 lalu ST Telemedia menjual seluruh saham PT Indosat Tbk kepada Qatar Telecom QSC (Qtel). Saat itu, Qatar merogoh dana 2,4 miliar dolar Singapura atau US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 16,740 triliun (kurs dolar Rp 9.300 kala itu). Artinya, Singapura melalui STT untung besar dengan penjualan saham Indosat itu.
Dari catatan detikcom, jual beli saham Indosat ini berlangsung rapi dan tidak terendus pelaku pasar. Penjualan ini cukup mengejutkan karena sebelumnya STT menegaskan tidak akan menjual Indosat.
Qtel sendiri saat itu mengumumkan telah membeli 40,8% saham Indosat melalui akuisisi Asia Mobile Holdings Pte. Ltd (AMH). Qtel adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Timur Tengah yang jaringannya tersebar di Asia Pasifik, Amerika dan Eropa.
Setelah dibeli Qatar, nama perusahaan berubah menjadi PT Indosat Ooredo Tbk. Masuk ke babak baru dan melewati perjalanan yang ulet, sampailah pada masa penggabungan dengan perusahaan telekomunikasi asal Hong Kong, CK Hutchison Holdings Limited.
Pada akhir transaksi setelah pembagian saham antar kedua perusahaan, pemerintah Indonesia memiliki 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya memiliki kira-kira 14,0% saham.
Simak Video "Indosat Resmi Merger dengan Tri Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)