Sejumlah daerah di Pulau Jawa menggelar panen raya jagung yang berlangsung September-Oktober 2021. Panen raya ini merupakan rangkaian produksi petani yang telah melakukan cocok tanam selama kurang lebih 4 bulan sebelumnya.
Salah satu daerah yang menggelar panen raya tersebut yakni Kabupaten Garut. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Garut, Endang Junaidi, menyampaikan posisi panen jagung masih berlangsung seperti yang dilakukan para petani di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Sukamandi.
Menurutnya, dari desa itu saja, Garut mampu menyumbang 40 persen untuk Provinsi Jawa Barat. Kemudian untuk produktivitas jagung rata-rata di angka 7,6 ton per hektar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah rata-rata luas tanah per tahun untuk kabupaten garut mencapai 70.000 hektar lebih, sehingga setiap tahunnya kita dapat menyumbangkan produksi ke tingkat jawa barat sebesar 500.000 ton," ujar Endang dalam keterangan tertulis, Minggu (26/9/2021).
Lebih lanjut, Endang menceritakan para petani merasakan keuntungan yang cukup besar dari semua proses budidaya jagung. Karena itu, mereka berharap agar ke depannya pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan impor demi menyelamatkan nasib petani dan peternak ayam mandiri.
"Saat ini para petani merasakan keuntungan dari budidaya jagung sehingga kami dan semua petani di kabupaten garut menghimbau stop impor jagung dan beli jagung petani dalam negeri," tambah Endang.
Panen serupa juga terjadi di Desa Gandaria, Kecamatan Mekarbaru, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Di sana, para petani juga menyambut masa panen yang diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan peternak mandiri Banten dan menyumbangkan hasilnya untuk wilayah luar Banten.
Sementara itu di Jawa Timur, Kabupaten Tuban mengawali panen rayanya di sejumlah sentra. Salah satu petani di Desa Rating, Romli, menjelaskan bahwa posisi jagung saat ini sudah berusia 75 hari dan siap menyusul panen jagung di wilayah lain.
Begitupun dengan area sentra di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Luasan panen di sana mencapai 2.575 hektare produksi pipil kering dengan produksi sekitar 14.420 ton. Karena itu, Tuban siap mendukung kebutuhan dalam negeri dan menolak kebijakan impor.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban, Murtadji, melaporkan bahwa dalam September ini, panen jagung mencapai luasan 7.328 hektar dengan produksi 41.300 ton dan kadar air 17 persen.
"Untuk bulan Oktober panen jagung seluas 5.700 hektar dengan produksi 32.400 ton dan kadar air 17 persen," ujar Murtadji.
(ega/ega)