Indonesia tercatat memiliki delapan unicorn, yaitu startup dengan valuasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,2 triliun (kurs RP 14.200). Jumlah tersebut masih di bawah China 101 unicorn dan Amerika Serikat (AS) 207 unicorn.
"Kalau di China ada 101 unicorn, di Amerika ada 207 unicorn, di kita baru 8, karena itu BUMN melihat mapping ini, strategi ini kita haus menjadi bagian yang mendorong ini," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Talkshow Bangkit Bareng, Selasa (28/9/2021).
Erick memantau perkembangan tersebut. Dia bilang perusahaan pelat merah akan menjadi pendorong unicorn di Indonesia. Di sisi infrastruktur, pihaknya mendorong data center dan cloud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data center, makanya sejak awal saya bilang Telkom harus berubah, tidak hanya bisa mengandalkan pendapatan yang sudah sunset. Kita harus hadir memastikan data center kita, cloud kita, jangan dimiliki asing semua. Kita harus menjadi bagian juga berkompetitif," kata Erick.
Selain itu, pengembangan jaringan fiber optik terus dilakukan. Dari paparannya, konektivitas jaringan fiber optik Telkom Group mencapai 165.805 km.
Kemudian, telah dilakukan peluncuran 5G BTS di mana telah dilakukan pembangunan dan instalasi jaringan 5G di 9 kota di Indonesia.
"Pengembangan jaringan optik kemarin kita juga udah menang 5G ini bagian infrastruktur yang penting," katanya.
Lebih lanjut , Erick Thohir juga akan mendorong pendanaan untuk startup. Perusahaan pelat merah sendiri memiliki BRI Ventures, Mandiri Capital, MDI, TMI.
"Pendanaan juga akan mulai fokuskan, kita ada BRI Ventures, Mandiri Capital, MDI, TMI kepada, tadi yang namanya startup. Tetapi kita juga mau pastikan foundernya orang Indonesia, perusahaannya beroperasi di Indonesia, dan tentu karena ini korporasi, kita berharap tadi memiliki prospek untuk go public di Indonesia," katanya.
(acd/ara)