Pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan berat bagi semua manusia di bumi ini selama hampir 2 tahun terakhir. COVID-19 belum juga kelar, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan masih ada tantangan yang sama beratnya sudah menanti.
Tantangan yang akan datang itu adalah perubahan iklim. Sama seperti pandemi COVID-19, menurut Sri Mulyani perubahan iklim mampu mempengaruhi dan mengubah seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia.
COVID-19 saja sudah mengubah berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara bekerja, berinteraksi sosial, sekolah, hingga ritual ibadah sekalipun. Bukan tidak mungkin, berbagai aspek kehidupan juga akan berubah karena dampak dari perubahan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia juga terus dihadapkan pada tantangan yang sama beratnya, yaitu perubahan iklim. Sama seperti pandemi, perubahan iklim mampu mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia," ungkap Sri Mulyani saat melantik pegawai Kementerian Keuangan, Selasa (28/9/2021).
Sri Mulyani mengatakan keuangan negara pun harus adaptif dengan ancaman ini, dia mengatakan kebijakan-kebijakan yang antisipatif perlu dirumuskan. Kebijakan yang bukan hanya melihat kondisi saat ini, namun juga di masa depan depan.
"Climate change juga akan berikan dampak luar biasa seperti itu juga, maka kita perlu dari sisi keuangan negara untuk mampu merumuskan kebijakan kebijakan yg antisipatif," kata Sri Mulyani.
Pemerintah menurutnya akan berusaha menghindarkan ancaman perubahan iklim agar Indonesia dan seluruh rakyatnya bisa mendapatkan masa depan yang aman dan berkelanjutan.
"Peranan keuangan negara termasuk APBN menjadi sangat kunci dalam menyiapkan masyarakat, dunia usaha, dan negara yang memiliki komitmen tangani tantangan perubahan iklim agar bisa konsisten," ungkap Sri Mulyani.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga pernah mengatakan pemerintah butuh dana yang besar untuk mengantisipasi perubahan iklim. Pembiayaan perubahan iklim diprediksi bisa mencapai US$ 247,3 miliar atau Rp 3.561 triliun (kurs Rp 14.400).
Dengan jumlah tersebut, kata Sri Mulyani, negara perlu menyiapkan dana paling tidak Rp 266,2 triliun per tahun hingga tahun 2030 untuk menangani perubahan iklim.
"Kebutuhan untuk bisa transformasi Indonesia untuk menurunkan emisi itu sangat tinggi. Dengan dukungan Internasional, dibutuhkan dana dengan jumlah hingga US$ 247,2 miliar, kalau dirupiahkan Rp 3.461 triliun hingga 2030," kata Sri Mulyani dalam webinar UI, Jumat (11/6/2021).
Simak juga video 'Update Corona RI 28 September: Bertambah 2.057 Kasus, 3.551 Sembuh':
Bersambung ke halaman selanjutnya.