Pada kesempatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir menilai kolaborasi yang dilakukan bisa menjawab persepsi buruk terhadap Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.
"Ini juga membuktikan bahwa persepsi yang digalang di banyak negara bahwa kita Indonesia terpuruk, Jakarta terpuruk, kita jawab dengan bekerja, tidak dengan omongan," katanya saat memberikan sambutan.
Kerja sama tersebut juga diharapkan bisa membuka mata banyak pihak bahwa Jakarta mampu dibenahi dan bangkit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa kalau kita kolaborasi, kerjanya pakai hati, dan kita serius mengerjakannya, insyaallah ini bisa membuktikan persepsi-persepsi negatif yang selama ini terbentuk mengenai Jakarta, yang dibilang kota tua, kota ini, kota itu, bahwa bisa kembali dibenahi dan bisa bangkit, karena memang ini ibu kotanya Indonesia saat ini," tuturnya.
Kemenhub juga mendukung penuh dilakukannya pengintegrasian transportasi publik di Jabodetabek. Itu diharapkan semakin meningkatkan konektivitas antarmoda di wilayah Jabodetabek.
"Konsep transportasi adalah konektivitas antarmoda. Di Jabodetabek ada Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapid Transit (BRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan kendaraan yang lebih kecil seperti sepeda motor dan lainnya sebagainya. Konektivitas tersebut bisa dilaksanakan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD) atau sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal," jelas Budi Karya.
Pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kemenhub, Kementerian BUMN, Pemprov DKI Jakarta, BUMN, BUMD, dan pihak terkait lainnya dalam membangun transportasi massal di Jabodetabek yang terintegrasi.
"Kita juga konsisten bahwa semua ini dalam rangka melaksanakan apa yang selalu dipesankan Presiden ke kami untuk melakukan segala pekerjaan dengan baik dan harus delivered atau dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak," tambahnya.
(toy/eds)