Jakarta -
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampak kompak bersama dua menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam menyulap wajah transportasi di Jabodetabek.
Kolaborasi ketiganya ditandai dengan pencanangan kartu dan aplikasi JakLingko, pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) dan revitalisasi Stasiun Sudirman, peresmian penataan kawasan Stasiun Tahap 2 (Tebet dan Palmerah), dan penandatanganan dokumen integrasi Transportasi Jabodetabek.
"Ini semuanya akan bisa makin membuat Jakarta, Jabodetabek setara dengan kota kota maju dunia lainnya," kata Anies dalam sambutannya, Rabu (29/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menyebut kerja sama dengan kedua menteri Jokowi itu bukan kali pertama dilakukan. Disebutkannya, seminggu setelah Erick dilantik menjadi menteri BUMN, keduanya langsung menjajakan kerja sama.
"Kita janjian mau ketemu, beliau yang milih datang ke balaikota dan ada perintah Bapak Presiden waktu itu untuk jalankan apa yang harus dikerjakan di Jakarta. Nampaknya sederhana, tapi ini penting sekali kita garis bawahi kolaborasi adalah kata kunci," tuturnya.
Anies juga menyampaikan kerja sama yang sudah dilakukan bersama Menhub mengenai penataan kawasan Stasiun Tanah Abang.
"Kita masih ingat Pak Budi, 1,5 tahun yang lalu bulan Maret/April kita meresmikan Tanah Abang, dan ketika Tanah Abang itu menjadi banyak yang melihat wajahnya berubah, sekarang kalau turun dari kereta api, dan integrasi antar transport-nya juga berlangsung dengan amat -kalau bahasa sekarang smooth- kita berharap ini terus akan bisa kita tuntaskan," tambah Anies.
Pada kesempatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir menilai kolaborasi yang dilakukan bisa menjawab persepsi buruk terhadap Jakarta sebagai ibu kota Indonesia.
"Ini juga membuktikan bahwa persepsi yang digalang di banyak negara bahwa kita Indonesia terpuruk, Jakarta terpuruk, kita jawab dengan bekerja, tidak dengan omongan," katanya saat memberikan sambutan.
Kerja sama tersebut juga diharapkan bisa membuka mata banyak pihak bahwa Jakarta mampu dibenahi dan bangkit.
"Bahwa kalau kita kolaborasi, kerjanya pakai hati, dan kita serius mengerjakannya, insyaallah ini bisa membuktikan persepsi-persepsi negatif yang selama ini terbentuk mengenai Jakarta, yang dibilang kota tua, kota ini, kota itu, bahwa bisa kembali dibenahi dan bisa bangkit, karena memang ini ibu kotanya Indonesia saat ini," tuturnya.
Kemenhub juga mendukung penuh dilakukannya pengintegrasian transportasi publik di Jabodetabek. Itu diharapkan semakin meningkatkan konektivitas antarmoda di wilayah Jabodetabek.
"Konsep transportasi adalah konektivitas antarmoda. Di Jabodetabek ada Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapid Transit (BRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan kendaraan yang lebih kecil seperti sepeda motor dan lainnya sebagainya. Konektivitas tersebut bisa dilaksanakan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD) atau sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal," jelas Budi Karya.
Pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kemenhub, Kementerian BUMN, Pemprov DKI Jakarta, BUMN, BUMD, dan pihak terkait lainnya dalam membangun transportasi massal di Jabodetabek yang terintegrasi.
"Kita juga konsisten bahwa semua ini dalam rangka melaksanakan apa yang selalu dipesankan Presiden ke kami untuk melakukan segala pekerjaan dengan baik dan harus delivered atau dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak," tambahnya.