Perihal pajak, terungkap mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan istrinya bisa menghindari bea meterai ketika membeli kantor di London. Mereka menghindari pajak sebesar 312.000 poundsterling.
Lalu, beberapa pejabat dunia diduga telah melakukan korupsi, pencucian uang, dan penghindaran pajak global. Tetapi yang paling besar, banyak pejabat dunia yang diam-diam mendirikan perusahaan offshore agar bisa membeli properti di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini menyebabkan pemerintah Inggris menjadi perhatian internasional. Negara itu disebut gagal dalam mengungkap daftar properti yang dibeli dari perusahaan offshore karena kebanyakan perusahaan digunakan untuk membeli properti agar bisa bebas pajak.
Selain Raja Yordania dan mantan PM Inggris, ada juga Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan enam anggota keluarganya diam-diam memiliki perusahaan offshore. Melalui perusahaan yang tidak disebutkan namanya, ia memiliki aset US$ 30 juta.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, termasuk beberapa menteri kabinet dan keluarga mereka diam-diam memiliki perusahaan dan perwalian yang memegang uang jutaan dolar.
Kemudian firma hukum yang didirikan oleh Presiden Siprus Nicos Anastasiades disebut telah memalsukan kepemilikan perusahaan offshore. Namun, firma hukum membantahnya.
(ara/ara)