Sudah sebulan lebih mal diizinkan dibuka lagi dengan wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Pengusaha mengaku bisnis di dalam mal seperti ritel hingga UMKM di sekitar mal bisa kembali bergairah lagi.
Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Handaka Santosa mengatakan sebelumnya mimpi buruk pengusaha ritel adalah ketika pusat perbelanjaan ditutup.
"Pemasukan tidak ada, namun pengeluarannya tetap. Seperti menggaji pegawai, membayar iuran BPJS, dan lain-lainnya," kata dia dalam keterangannya, Senin (4/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini saat mal sudah mulai dibuka daya beli masuk ke pusat perbelanjaan dan menggerakkan ekonomi secara keseluruhan.
"Ritel is detail. Karena multiplier efeknya sangat kompleks. Contohnya, ketika masyarakat beli baju atau celana, si penjual tentu akan order lagi ke pemasok. Kemudian si pemasok membeli kain, benang dan seluruh keperluan lainnya. Jadi ini menggerakkan ekonomi secara keseluruhan," ungkapnya.
Handaka mengaku bersyukur karena Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperhatikan nasib dunia usaha. Ia berterima kasih, meski pembukaan sangat hati-hati, kegiatan ekonomi sudah bisa berjalan, sehingga kegiatan usaha, khususnya di sektor ritel dan turunannya kembali meningkat.
"Jadi ini tepat sekali. Saya nggak bisa ngomong apa-apa, terlalu besar ya, tapi memang kenyataannya gitu. Kalau nggak ada penjualan, pertama, tidak ada uang masuk, kedua, bayar gaji, bayar BPJS uangnya minus. Pinjam bank, bank gimana? Sulit juga kan," tuturnya.
UMKM sekitar mal juga kecipratan cuan. Cek halaman berikutnya.
Lihat Video: Ingat Bapak dan Ibu, Bawa Anak ke Mal Tetap Patuh Prokes Ya!