Menteri BUMN Erick Thohir meminta agar PT Pupuk Kaltim merambah pasar pupuk non subsidi. Sebab, pupuk non subsidi memiliki potensi yang besar.
"Kalau kita melihat petanya, market pupuk non subsidi terus meningkat sebesar 53%. Karena itu dengan strategi besar transformasi BUMN, kita mendorong salah satu perusahaan pupuk, yakni Pupuk Kaltim untuk berdiri tegak di market yang terbuka untuk yang non subsidi," kata Erick dalam keterangannya, Senin (4/10/2021).
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, pihaknya akan mengikuti arahan tersebut. Dia bilang, Pupuk Kaltim akan menggarap pasar non subsidi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami siap mengikuti arahan dari pemerintah terkait fokus perusahaan untuk menggarap peluang di pasar non subsidi. Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas yang besar. Jadi di samping kewajiban untuk memenuhi pupuk subsidi, kita juga siap untuk bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk non subsidi. Bahkan tidak hanya di pasar domestik, kita juga menargetkan peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik," papar Rahmad.
Hingga 21 September 2021, untuk distribusi pupuk non subsidi dalam negeri, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 800.000 ton Urea Daun Buah atau 72% dari target 1,1 juta ton. Lalu, 120.000 ton NPK Pelangi atau 60% dari target 200.000 ton di tahun 2021.
"Dengan jaringan distribusi dan penguasaan wilayah pemasaran, pupuk non subsidi Pupuk Kaltim yang memiliki kualitas prima dan berlabel SNI, selalu tersedia guna memenuhi kebutuhan petani dan meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia," terang Rahmad.
Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, saat ini merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun. Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik.
Pada 2020, 72% dari volume penjualan Urea Pupuk Kaltim menyasar pasar non subsidi domestik dan ekspor, dengan tetap memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
"Untuk meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi dalam negeri, kami menciptakan ekosistem yang membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia melalui program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat). Di dalam program ini kami menggandeng berbagai stakeholders di industri pertanian, mulai dari petani, distributor pupuk dan pestisida, pemerintah daerah, offtaker, hingga lembaga keuangan dan asuransi," terang Rahmad.
Hingga Agustus 2021, program Makmur Pupuk Kaltim telah dilaksanakan di lahan seluas 9.231 hektar atau sudah mencapai 77% dari total target 12.000 hektar di 2021. Sebanyak 6.535 petani telah merasakan manfaat langsung dari program ini, dengan peningkatan rata-rata produktivitas untuk tanaman padi sebesar 137% dan jagung 145%. Serta, peningkatan keuntungan yang didapatkan petani rata-rata untuk tanaman padi sebesar 151% dan jagung 145%.
"Dengan dukungan di pasar nonsubsidi dan program Makmur yang terus kami perluas wilayahnya, akan membantu meningkatkan produktivitas petani dan turut mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," tutup Rahmad.
Lihat juga video 'Sambut Musim Tanam, Wamentan Pastikan Stok Pupuk Subsidi Cukup':