Para pejabat hingga konglomerat dunia kompak membantah laporan Pandora Papers mengenai harta mereka yang tersembunyi. Mereka juga menyangkal mereka melakukan sesuatu yang salah dari aturan, yakni terkait skandal pajak.
Di mana diketahui Pandora Papers mengungkap setidaknya ada 35 pemimpin dunia yang membeli aset di luar negeri melalui perusahaan offshore. Dengan perusahaan offshore, pembelian aset itu menjadi bebas pajak dan juga aset mereka bisa disembunyikan atas nama perusahaan.
Dikutip dari Reuters, Selasa (5/10/2021) bantahan itu datang termasuk dari Perdana Menteri Ceko, Andre Babis, Raja Yornadina Abdullah II, Perdana Menteri Lebanon, hingga sejumlah konglomerat dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raja Yordania disebut menggunakan rekening luar negerinya untuk membeli rumah mewah di Inggris. Total uang yang dia habiskan sebanyak US$ 100 juta. Namun, dia membantah dengan mengatakan itu dibeli menggunakan uang pribadinya.
"Biaya properti ini dan semua pengeluaran terkait telah didanai secara pribadi oleh Yang Mulia. Tak satu pun dari pengeluaran ini didanai oleh anggaran negara atau kas negara. Tidak ada yang harus saya sembunyikan dari siapa pun, tetapi kami lebih kuat dari ini dan ini bukan pertama kalinya orang menargetkan Yordania," katanya.
Lalu PM Ceko, Andre Babis juga membantah dalam keterangannya di salah satu stasiun televisi. Dia tegas mengatakan transaksi itu tetap dikenakan pajak dan itu merupakan transaksi menggunakan uang pribadinya.
"Uang itu meninggalkan bank Ceko, dikenakan pajak, itu uang saya, dan dikembalikan ke bank Ceko," kata Babis.
Siapa lagi yang membantah? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Dokumen Pandora Papers 'Seret' Nama Pemimpin Dunia, Termasuk Pejabat RI"
[Gambas:Video 20detik]