Tekanan terjadi di pasar properti China setelah krisis utang terjadi pada Evergrande. Perusahaan-perusahaan properti di negeri bambu mulai ditakuti virus krisis utang yang menular.
Dilansir dari CNBC, Selasa (5/10/2021), lembaga pemeringkat telah menurunkan peringkat beberapa pengembang properti China. Mulai dari Fantasia Holdings dan Sinic Holdings atas risiko dari situasi arus kas mereka yang tegang.
Ketakutan penularan krisis utang memang wajar adanya. Pasalnya, saat ini Fantasia memang mulai tidak membayar obligasi yang jatuh tempo pada hari Senin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, perusahaan juga telah menghentikan perdagangan sahamnya sejak 9 September hingga pemberitahuan lebih lanjut. Saat ini pun, saham perusahaan tersebut telah anjlok hampir 60% tahun ini.
Di atas kertas utang Fantasia, bagaimanapun memang lebih kecil dibandingkan dengan Evergrande. Fantasia cuma punya utang US$ 112 miliar sedangkan Evergrande yang kini tak bisa bayar utang memiliki tunggakan mencapai US$ 300 miliar.
Fitch Ratings pada hari Senin mengatakan telah menurunkan peringkat kredit Fantasia menjadi CCC- dari awalnya B.
Peringkat CCC mengartikan bahwa Fantasia punya risiko kredit substansial dengan kemungkinan nyata gagal bayar. Sementara peringkat B berarti masih memiliki risiko default namun memiliki margin keamanan meskipun terbatas.
Lihat juga video '10 Negara Investor Terbesar di Indonesia':