Horor! Krisis Utang Evergrande Rawan Menular

Horor! Krisis Utang Evergrande Rawan Menular

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 05 Okt 2021 14:04 WIB
Evergrande
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Tekanan terjadi di pasar properti China setelah krisis utang terjadi pada Evergrande. Perusahaan-perusahaan properti di negeri bambu mulai ditakuti virus krisis utang yang menular.

Dilansir dari CNBC, Selasa (5/10/2021), lembaga pemeringkat telah menurunkan peringkat beberapa pengembang properti China. Mulai dari Fantasia Holdings dan Sinic Holdings atas risiko dari situasi arus kas mereka yang tegang.

Ketakutan penularan krisis utang memang wajar adanya. Pasalnya, saat ini Fantasia memang mulai tidak membayar obligasi yang jatuh tempo pada hari Senin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, perusahaan juga telah menghentikan perdagangan sahamnya sejak 9 September hingga pemberitahuan lebih lanjut. Saat ini pun, saham perusahaan tersebut telah anjlok hampir 60% tahun ini.

Di atas kertas utang Fantasia, bagaimanapun memang lebih kecil dibandingkan dengan Evergrande. Fantasia cuma punya utang US$ 112 miliar sedangkan Evergrande yang kini tak bisa bayar utang memiliki tunggakan mencapai US$ 300 miliar.

ADVERTISEMENT

Fitch Ratings pada hari Senin mengatakan telah menurunkan peringkat kredit Fantasia menjadi CCC- dari awalnya B.

Peringkat CCC mengartikan bahwa Fantasia punya risiko kredit substansial dengan kemungkinan nyata gagal bayar. Sementara peringkat B berarti masih memiliki risiko default namun memiliki margin keamanan meskipun terbatas.

Lihat juga video '10 Negara Investor Terbesar di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



Bukan cuma Fantasia, Sinic juga tampaknya bisa tertular penyakit utang Evergrande. Bahkan rating kredit Sinic cenderung sangat buruk. S&P Global Ratings pada Selasa pagi menurunkan peringkat Sinic Holdings dari CCC+ menjadi CC.

Menurut situs web agensi, CCC berarti perusahaan saat ini rentan dan bergantung pada kondisi bisnis, keuangan, dan ekonomi yang menguntungkan untuk memenuhi komitmen keuangan. Sementara rating CC berarti perusahaan sudah sangat rentan.

"Kami menurunkan peringkat karena kami yakin Sinic telah mengalami masalah likuiditas yang parah dan kemampuan membayar utangnya hampir habis," tulis S&P.

Lembaga pemeringkat mengatakan Sinic kemungkinan akan gagal membayar obligasi dalam mata uang dolar luar negeri senilai US$ 246 juta yang jatuh tempo pada 18 Oktober.

Sinic memiliki total kewajiban sebesar US$ 14,2 miliar. Akibat utangnya yang menumpuk, perdagangan saham pengembang real estat ini telah dihentikan sejak 20 September.

Sektor properti China menjadi sorotan sejak masalah utang Evergrande mengemuka. Pengamat industri khawatir tentang dampak dan kemungkinan penularan dari krisis Evergrande yang memukul pertumbuhan China.

Pasalnya, sektor real estate di China menyumbang sebanyak 15% dari produk domestik bruto di negeri dengan kapasitas ekonomi raksasa di Asia. Banyak dana obligasi imbal hasil tinggi Asia juga didominasi oleh pengembang real estat China.


Hide Ads