Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 turun sedikit dari perkiraan Juli sebesar 6%. Ketua IMF Kristalina Georgieva mengatakan salah satu faktornya adalah utang global yang meningkat.
Inflasi dan kesenjangan vaksinasi juga menjadi faktor lainnya. Dia mengatakan masih banyak negara yang kesulitan mendapatkan vaksin COVID-19 karena terkendala akses. Hambatan itulah yang masih menekan pemulihan ekonomi global.
Terkait utang, IMF mengungkap tingkat utang global saat ini sekitar 100% dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Berarti banyak negara berkembang akan sulit mendapatkan utang baru. Georgieva menekankan, penting bagi semua negara untuk membereskan utangnya.
"Transparansi tentang utang, praktik pengelolaan utang yang baik, dan kerangka peraturan yang diperluas akan membantu peningkatan partisipasi swasta untuk meringankan beban utang," kata Georgieva dikutip dari Reuters, Rabu (6/10/2021).
Kemudian soal kesenjangan vaksinasi, IMF mendesak negara-negara kaya untuk meningkatkan pengiriman vaksin COVID-19 ke negara-negara berkembang.
Hal itu dilakukan karena jika gagal menutup kesenjangan vaksinasi antara negara maju dan negara-negara miskin dapat menghambat pemulihan global. Itu juga akan mendorong kerugian PDB global kumulatif menjadi US$ 5,3 triliun selama lima tahun ke depan.
Kemudian, tekanan inflasi diperkirakan mereda di sebagian besar negara pada tahun 2022. Meski demikian, untuk negara berkembang masih dikhawatirkan karena inflasi dapat menyebabkan kenaikan suku bunga yang cepat.
Georgieva mengatakan perkiraan ekonomi dunia yang diperbarui minggu depan memperkirakan ekonomi negara maju sementara kembali ke era sebelum pandemi. Sebagian besar negara berkembang diperkirakan masih membutuhkan waktu lebih lama lagi agar ekonominya pulih
"Kami menghadapi pemulihan global yang masih tertatih-tatih oleh pandemi dan dampaknya. Kami tidak dapat berjalan dengan baik ini seperti berjalan dengan ada batu di sepatu kami," katanya.
Simak Video "Ekonomi RI Bisa Tumbuh Positif Sampai Akhir 2021? Ini Proyeksi Airlangga"
(ara/ara)