Mantan karyawan Facebook, Frances Haugen mengkritik platform dari perusahaan yang dulu dia singgahi. Haugen yang dahulu manajer produk mengecam Facebook bisa membahayakan anak-anak, memicu perpecahan, dan melemahkan demokrasi.
Hal itu disampaikan saat rapat dengan anggota parlemen AS di Capitol Hill. Kritik itu buntut dari Facebook yang dinilai gagal melindungi privasi pengguna hingga tidak cukup berbuat untuk menghentikan penyebaran disinformasi.
Haugen mengatakan dia telah berbagi sejumlah dokumen internal Facebook kepada Wall Street Journal. Dengan menggunakan dokumen tersebut, WSJ melaporkan penelitian yang dilakukan oleh Instagram menunjukkan aplikasi tersebut dapat membahayakan kesehatan mental anak perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepemimpinan perusahaan tahu bagaimana membuat Facebook dan Instagram lebih aman, tetapi tidak akan membuat perubahan yang diperlukan karena mereka telah menempatkan keuntungan di atas orang-orang," kata Haugen dikutip dari BBC, Rabu (6/10/2021).
Dia juga melihat hal positif saat Facebook tumbang kemarin Senin. Dia menilai selama lebih dari 5 jam itu bisa mengurangi kekacauan demokrasi dan mengurangi bahaya kesehatan mental anak-anak dan perempuan.
"Saya tidak tahu mengapa itu tumbang, tetapi saya tahu bahwa selama lebih dari lima jam Facebook tidak digunakan untuk memperdalam perpecahan, mengacaukan demokrasi, dan membuat para perempuan muda dan wanita merasa buruk tentang tubuh mereka," jelasnya.
Sejauh ini Facebook memang tengah menghadapi pengawasan pemerintah terkait sistem, privasi atau keamanan data, hingga dinilai kurang meminimalisir berita-berita palsu.
Tetapi bos Facebook Mark Zuckerberg menepis segala macam kritikan yang ditujukan kepada perusahaannya. Dia mengatakan semua berita yang beredar adalah berita palsu dan tidak masuk akal.
"Kami sangat peduli dengan isu-isu seperti keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan mental. Sulit untuk melihat berita yang salah menggambarkan pekerjaan dan motif kami," kata Mark Zuckerberg dalam surat kepada stafnya
Facebook adalah situs media sosial paling populer di dunia. Perusahaan mengatakan memiliki 2,7 miliar pengguna aktif bulanan. Ratusan juta orang juga menggunakan produk perusahaan lainnya, termasuk WhatsApp dan Instagram.
(ara/ara)