Surplus Neraca Perdagangan RI Diprediksi Berlanjut

Surplus Neraca Perdagangan RI Diprediksi Berlanjut

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 06 Okt 2021 23:02 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Ilustrasi perdagangan/Foto: Pradita Utama

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno menuturkan, lonjakan perdagangan yang terjadi saat ini, berbanding lurus dengan penurunan kasus covid-19 yang juga diupayakan oleh pemerintah.
"Dukungan Pemerintah terhadap Dunia usaha sudah banyak melalui program Dana Pemulihan Ekonomi Nasional PEN) termasuk terhadap UMKM," tukas Benny.

Pembukaan Pasar
Selain pembenahan di dalam negeri, kinerja ekspor yang melonjak sebenarnya juga tak terlepas dari hasil diplomasi dan pembukaan akses perdagangan. Benny membenarkan, salah satu alasan melonjaknya kinerja ekspor Indonesia adalah karena terbukanya akses pasar ke beberapa negara tujuan ekspor non-tradisional.

"Kementerian Perdagangan membuka akses pasar ekspor ke beberapa negara non-traditional, di antaranya Afrika, Eropa tengah, dan Amerika Selatan, sehingga terjadi lonjakan ekspor," kata Benny yang dihubungi di Jakarta, Rabu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom UI Telisa Aulia Falianty berpendapat senada. Optimisme Kementerian Perdagangan tersebut sangat beralasan.


"Saya setuju dengan pernyataan kemendag yang optimis neraca perdagangan tahun 2021 tetap positif. Sangat realistis karena surplus perdagangan ini terkait naiknya harga komoditas, dan volume ekspor juga meningkat," ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (6/10/2021).

ADVERTISEMENT

Associate Professor FEB UI ini mengatakan, sejumlah faktor mendukung surplus perdagangan ini, antara lain faktor pandemi. Dimana komoditas global yang biasanya lancar, terkendala karena covid.
"Permintaan meningkat di bidang energy dan komoditas makanan minuman, sehingga ini menjadi semacam bless in disguise (berkah dalam kesusahan), di lain pihak, karena PPKM, impor kita turun drastis, jadi ini campur, ada promosi ekspor oleh pemerintah, ada faktor global," tuturnya


(hns/hns)

Hide Ads