Ada sejumlah BUMN yang akan bergabung dalam holding pariwisata ini, yakni PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INA, PT Sarinah (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) atau TWC, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Namun dua BUMN yakni ITDC dan Garuda Indonesia, belum bisa masuk dalam holding tersebut. Untuk ITDC yang merupakan BUMN berperan penting dalam pengembangan destinasi pariwisata baru akan masuk pada akhir 2021 setelah proses PMN selesai.
Nah untuk Garuda Indonesia masalahnya jauh lebih pelik. Ada syarat khusus sebelum Garuda Indonesia masuk ke dalam holding BUMN Pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, salah satu alasan Garuda Indonesia belum diikutsertakan karena BUMN itu masih melakukan proses restrukturisasi. Garuda baru bisa masuk ke dalam holding jika proses restrukturisasi selesai dan perusahaan tidak lagi memiliki masalah keuangan.
"Kenapa Garuda belum masuk, kita juga masih nunggu. Karena Garuda dalam proses restrukturisasi juga. Kalau dipaksakan mereka nggak bisa fokus ke sana," ucapnya kepada awak media, Selasa (5/10/2021).
(hns/hns)