Ekspor Indonesia pada September 2021 tercatat sebesar US$ 20,60 miliar. Ekspor ini turun dibanding bulan sebelumnya (mtm) sebanyak 3,84%, namun melesat 47,64% jika dibanding bulan yang sama tahun lalu (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono merinci, berdasarkan sektornya, ekspor migas US$ 0,93 miliar; pertanian, kehutanan dan perikanan US$ 0,39 miliar; industri pengolahan US$ 15,51 miliar; pertambangan dan lainnya US$ 3,77 miliar.
Jika dibandingkan dengan September tahun lalu, hanya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mengalami penurunan yakni sebanyak 4,96%. Sektor migas naik 39,79%, industri pengolahan naik 34,33% lalu pertambangan dan lainnya naik 183,59%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bicara yoy masih bicara sektor pertanian, tadi mengalami penurunan 4,96%, komoditas penyumbang yang menyebabkan sektor pertanian, kehutanan, perikanan itu mengalami penurunan di antaranya penurunan pada komoditas sarang burung, di mana pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 42,88%, kemudian juga udang hasil tangkap pertumbuhannya turun 90,35% dan satu lagi sayur-sayuran yang pertumbuhannya turun sebesar 45,66%," terangnya dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021).
Industri pengolahan ditopang oleh minyak kelapa sawit yang mengalami pertumbuhan 59,06%, besi dan baja 87,43% dan kimia dasar organik yang tumbuh secara 91,88% (yoy).
Sementara, sektor pertambangan dan lainnya ditopang oleh batu bara, bijih tembaga dan lignit. Batu bara punya porsi sebesar 70,33% dalam ekspor pertambangan dan lainnya. Batu bara mengalami pertumbuhan sebanyak 168,89%.
"Kalau kita hitung pertumbuhannya September ini kalau dibandingkan September tahun lalu tumbuhnya cukup tinggi sebesar 168,89%," katanya.
Sementara, bijih tembaga punya porsi 17,23% dan mengalami pertumbuhan 166,28%
"Terakhir yang cukup besar adalah komoditas lignit, lignit sharenya 11% dan pertumbuhannya secara yoy 904,91%," terangnya.