Buwas Buka-bukaan Potensi Bulog Merugi

Buwas Buka-bukaan Potensi Bulog Merugi

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 18 Okt 2021 21:52 WIB
Budi Waseso
Foto: Ilustrasi: Fuad Hashim
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bicara soal potensi BUMN yang dipimpinnya merugi. Apa katanya?

"Tentu potensi bulog merugi itu pasti. Kenapa? Ya kita uangnya pinjam, bunga itu komersial berjalan terus," kata Budi, dikutip dari Antara, Senin (18/10/2021).

Penyebab adanya potensi kerugian Bulog itu pun dijabarkan oleh Buwas. Katanya yang paling besar karena hilangnya pangsa pasar Bulog untuk menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang diserap dari petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang beken disapa Buwas itu menjelaskan Bulog telah kehilangan pangsa pasar sebanyak 2,6 juta ton setahun untuk penyaluran CBP. Hal itu terjadi sejak bansos beras untuk rakyat sejahtera dihentikan dan diganti oleh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Untuk saat ini Bulog hanya menyalurkan CBP untuk keperluan operasi pasar dan bantuan bencana alam yang jumlahnya sekitar 850 ribu ton setahun. Nah, di luar itu Bulog bisa menyalurkan CBP apabila program yang dijalankan atau tidak rutin seperti bantuan beras PPKM, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Bulog diwajibkan untuk menyerap gabah atau beras hasil panen petani untuk kebutuhan CBP minimal 1 juta ton dan maksimal 1,5 juta ton. Penyerapan beras petani ini dilakukan Bulog dengan pembiayaan bank dengan bunga komersial.

Bersambung ke halaman kedua. Langsung klik halaman kedua.

Lihat juga Video: Forsil Geruduk DPRD Tasikmalaya, Ngadu soal Besar Bansos Tak layak Konsumsi

[Gambas:Video 20detik]



Kemudian selain sedikitnya CBP, Bulog juga harus mengeluarkan ongkos perawatan beras selama masa penyimpanan di gudang. Karena gudang Bulog hanya gudang biasa, maka imbasnya ke kualitas beras yang semakin lama menurun mutunya sehingga tak bisa dijual ke pasar.

"Jadi, bagaimana mau menyimpan suatu pangan bisa awet, tidak mungkin. Supaya awet perawatannya jadi mahal," ujar Buwas

Sementara Bulog juga tidak memiliki kewenangan untuk menyalurkan beras CBP, kecuali kebutuhan operasi pasar guna menstabilkan harga beras. Penyaluran VBP harus melalui penugasan pemerintah karen CBP merupakan beras milik negara.

Jadi, lebih lanjut Buwas menyampaikan ketika Bulog diwajibkan untuk terus menyerap beras hasil panen petani, tetapi tak bisa disalurkan ke pasar atau disimpan dengan waktu yang lama maka disitulah Bulog akan merugi.

Buwas mengungkap saat ini Bulog terbentuk dengan regulasi sehingga tak bisa melakukan inovasi dalam menyalurkan atau memanfaatkan beras CBP yang disimpan terlalu lama dan berpotensi turun mutu.


Hide Ads