Kemudian selain sedikitnya CBP, Bulog juga harus mengeluarkan ongkos perawatan beras selama masa penyimpanan di gudang. Karena gudang Bulog hanya gudang biasa, maka imbasnya ke kualitas beras yang semakin lama menurun mutunya sehingga tak bisa dijual ke pasar.
"Jadi, bagaimana mau menyimpan suatu pangan bisa awet, tidak mungkin. Supaya awet perawatannya jadi mahal," ujar Buwas
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Bulog juga tidak memiliki kewenangan untuk menyalurkan beras CBP, kecuali kebutuhan operasi pasar guna menstabilkan harga beras. Penyaluran VBP harus melalui penugasan pemerintah karen CBP merupakan beras milik negara.
Jadi, lebih lanjut Buwas menyampaikan ketika Bulog diwajibkan untuk terus menyerap beras hasil panen petani, tetapi tak bisa disalurkan ke pasar atau disimpan dengan waktu yang lama maka disitulah Bulog akan merugi.
Buwas mengungkap saat ini Bulog terbentuk dengan regulasi sehingga tak bisa melakukan inovasi dalam menyalurkan atau memanfaatkan beras CBP yang disimpan terlalu lama dan berpotensi turun mutu.
(hns/hns)