Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa laba bersih BUMN di semester pertama 2021 mencapai Rp 26 triliun lebih. Padahal di sepanjang 2020, laba BUMN hanya Rp 13 triliun karena terdampak pandemi COVID-19.
Erick mengatakan, saat pandemi COVID-19, 90 persen BUMN di Indonesia terdampak. BUMN katanya melakukan efisiensi operasional. Tapi, kontribusinya untuk negara mencapai RP 377 triliun. Dan justru katanya, meski terdampak, BUMN tetap menghasilkan laba bersih khususnya saat pandemi 2020 dan 2021.
Ia menjabarkan, di semester pertama 2020, laba bersih BUMN hanya 6 triliun dan sepanjang 2020 hanya Rp 13 triliun. Tapi, di semester pertama 2021 ada perbaikan laba yang hingga semester pertama sudah mencapai Rp 26 triliun.
"Tapi alhamdulillah, semester 1 2021 kita sekarang labanya Rp 26 triliun. Artinya apa, perbandingan 1 tahun semester 1 2021 26 triliun, di akhir tahun bisa laba bersih naik 100 persen," kata Erick di acara Dies Natalis UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ke-59 di Serang, Rabu (20/10/2021).
Pandemi katanya bukan waktunya bagi BUMN untuk bertahan. Tapi, justru ia mengatakan pandemi waktunya BUMN untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri.
"Mana yang kurang baik diperbaiki mana yang bagus didorong. Itu uang kita terapkan di BUMN. Ini bukan waktunya bertahan, tapi bangkit merebut pasar," katanya.
Ia mengatakan bahwa Indonesia diberikan banyak pasar dan sumber daya alam. BUMN jika tidak bertransformasi, berkah itu katanya tidak bisa memberikan manfaat.
"Tapi kalau tidak diiringi transformasi, ini tidak ada artinya, ini yang kita tekankan bersama-sama," pungkasnya.
(bri/eds)