Airlangga Beberkan Capaian 2 Tahun Pemerintah di Bidang Ekonomi

Airlangga Beberkan Capaian 2 Tahun Pemerintah di Bidang Ekonomi

Angga Laraspati - detikFinance
Kamis, 21 Okt 2021 11:09 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan capaian pemerintah dalam 2 tahun terakhir di bidang ekonomi. Salah satunya adalah sukses menahan kontraksi di tahun 2020 yang hanya sebesar -2,07% year on year (yoy). Capaian itu menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-4 di antara negara G20.

Airlangga mengatakan hal tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah dalam pengendalian pandemi COVID-19. Memasuki tahun 2021, penguatan pengendalian pandemi berhasil mendorong ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 7,07% (yoy) di Triwulan II-2021 dan menjadi yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Konsumsi pemerintah memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama pandemi, termasuk di Triwulan II-2021. Pertumbuhan ekonomi juga diikuti pulihnya permintaan domestik dan mendorong perbaikan aktivitas produksi yang membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif di Triwulan II-2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsumsi pemerintah terus memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama pandemi, termasuk di Triwulan II-2021. Alhasil, upaya ini dapat mendorong peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Kamis (21/10/2020).

Adapun pemulihan terjadi di berbagai sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi sudah mulai bangkit kembali.

ADVERTISEMENT

Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan pemerintah dan seluruh stakeholder terkait juga berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada tahun 2020. Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60 (yoy). Hasilnya daya beli masyarakat selama pandemi dapat terwujud.

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika menilik 5 tahun ke belakang, capaian inflasi Indonesia konsisten dalam tren menurun. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah membenahi fundamental ekonomi antara lain melalui perbaikan infrastruktur.

Sementara dalam hal investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami kenaikan.

"PMDN dan PMA semester I tahun 2021 masing-masing bisa naik 3,5% dan 16,8%. Ini tentu akibat transformasi perekonomian melalui Undang Undang Cipta Kerja," kata dia.

Menjelang akhir Q3-2021, berbagai leading indicator menunjukkan prospek yang baik. Dampak lonjakan kasus varian delta berhasil dimitigasi, sehingga aktivitas ekonomi kembali menguat yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang kembali di level ekspansif dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali meningkat di bulan September 2021.

Dari sisi kemiskinan dan pengangguran yang sempat meningkat akibat COVID-19 juga telah berhasil diturunkan. Angka kemiskinan menurun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada Maret 2021.

Airlangga mengungkapkan, angka pengangguran turun dari 9,77 juta orang atau 7,07% pada Agustus 2020 menjadi 8,75 juta orang atau 6,26% pada Februari 2021.

Sementara itu, peningkatan harga komoditas global dan pemulihan permintaan global turut mendorong komponen ekspor dan impor tumbuh signifikan. Peningkatkan aktivitas ekspor impor telah membantu industri berorientasi ekspor untuk memanfaatkan peluang peningkatan harga komoditas global selama pandemi. Hal ini, kata Airlangga, membuat kinerja neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 17 bulan berturut-turut.

"Kinerja yang impresif dari neraca perdagangan ini menjadi penopang kinerja transaksi berjalan Indonesia. Defisit transaksi berjalan di tahun 2020 dan Semester I-2021 berhasil dijaga di level rendah, yakni dibawah 1% PDB," tuturnya.

Selain itu, neraca pembayaran Indonesia juga berhasil mempertahankan surplusnya di tahun 2020 meskipun dilanda pandemi COVID-19. Kondisi ini turut berkontribusi terhadap ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Dari sektor keuangan pun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami rebound ke level yang lebih tinggi dibandingkan level pra-pandemi. Di saat yang sama, nilai tukar mengalami tren apresiasi menuju level pra-pandemi.

Perbaikan di sisi ekonomi terus diiringi dengan perbaikan di sisi kesehatan. Upaya penguatan dari sisi hulu hingga hilir telah berhasil menekan laju penyebaran virus COVID- 19. Terlihat dari turunnya kasus aktif di Indonesia menjadi sebesar 16.697 per 19 Oktober 2021. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan India, AS, Brazil, Jerman, Perancis, dan Inggris.

Disaat yang sama, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia telah mencapai 96,2%, lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6%. Adapun angka positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5% dengan reproduction rate di bawah 1%.

Selain melalui strategi pembatasan mobilitas masyarakat, akselerasi vaksinasi juga menjadi kunci dalam menekan laju penyebaran virus COVID-19. Per 19 Oktober 2021, total dosis vaksinasi yang telah dilakukan di Indonesia telah mencapai 174 juta dosis dan menjadikan Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia.

Sebagai langkah memulihkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi, pemerintah terus mempercepat proses vaksinasi, di antaranya melalui kerja sama dengan pihak swasta dalam mendorong percepatan program vaksinasi gotong royong.

Airlangga juga menyampaikan syarat mutlak agar ekonomi Indonesia dapat pulih yakni dalam penanganan pandemi COVID-19 dijaga agar tidak terjadi gelombang ketiga COVID-19.

"Diharapkan 80% masyarakat sudah divaksinasi pada akhir tahun ini dan dosis kedua bisa diselesaikan pada kuartal pertama tahun depan. Untuk pemulihan ekonomi tetap dilanjutkan pada tahun depan terutama untuk sektor kesehatan dan perlindungan sosial," pungkasnya.


Hide Ads