Sementara itu, hal serupa juga dilakukan oleh aparatur Gampong Meunasah Lam Girek. Pihak gampong bekerjasama dengan beberapa warga membangun kandang sapi di lahan tidur milik gampong. Model-model usaha semacam ini umumnya dikelola oleh BUMG (Badan Usaha Milik Gampong). Keuntungan dari bagi hasil penjualan sapi juga dimasukkan ke dalam PAG. Selain pemanfaatan Dana Desa untuk usaha penggemukan sapi, pihak gampong juga membangun/melengkapi fasilitas air bersih untuk kebutuhan warga gampong dan sekitarnya yang belum terjangkau oleh jaringan pipa PDAM.
Model yang digunakan oleh pihak gampong adalah mirip sebagaimana dengan model pipanisasi dan tagihan ala PDAM. Dengan cara ini, pihak gampong juga bisa mendapatkan keuntungan lain yang masuk ke dalam PAG. Selanjutnya, gampong juga memberikan pinjaman berupa pupuk, biaya pembajakan sawah, dan sebagainya kepada warga pada awal masa tanam sehingga warga menjadi lebih mudah memperoleh modal. Biaya-biaya tersebut akan dikembalikan oleh warga kepada gampong setelah sawah-sawah mereka panen.
Pemberdayaan masyarakat desa melalui pendayagunaan Dana Desa untuk usaha produktif seharusnya sudah menjadi sebuah tradisi di seluruh wilayah negeri ini. Pihak aparatur desa dan warga dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif (dalam hal yang sederhana sekalipun) untuk bisa mendayagunakan Dana Desa untuk usaha-usaha produktif. Aparatur desa tidak lagi hanya berkutat seputar pembangunan fisik seperti gapura, selokan, dan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aparatur desa bersama warga perlu memikirkan usaha-usaha lain dengan melihat potensi alam, SDM, dan potensi lain yang dimiliki oleh desa masing-masing. Di gampong Meunasah Intan misalnya, aparatur desa membangun rumah sewa karena mereka melihat potensi berupa adanya kampus-kampus atau universitas di sekitar wilayah gampong. Rumah-rumah sewa ini tentu merupakan suatu usaha produktif dimana hasil sewa rumah dapat dimasukkan ke dalam PAG. Selain rumah sewa, BUMG Meunasah Intan juga memiliki usaha produksi tutup botol air minum galon isi ulang.
Kreativitas dan inovasi semacam inilah yang diperlukan oleh para aparatur desa bersama warga sehingga cita-cita kemandirian yang dimulai dari desa dapat terwujud dengan baik. Kejelian aparatur desa bersama warga untuk melihat potensi desa dapat melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam mendayagunakan Dana Desa mereka.
Penulis
Muhammad Nur
Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Banda Aceh
(hns/hns)