Naik Pesawat Harus PCR, Pengamat: Aneh! Transportasi Lainnya Tidak Wajib

Naik Pesawat Harus PCR, Pengamat: Aneh! Transportasi Lainnya Tidak Wajib

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 23 Okt 2021 13:00 WIB
JAKARTA, INDONESIA - APRIL 25: Airline and airport staff walk though the nearly empty Soekarno-Hatta International Airport on April 25, 2020 in Jakarta, Indonesia. As Muslims mark the start of Ramadan, Indonesia announced a temporary ban on nearly all travel into and out of the country including by air, boat, train and road to prevent the spread of COVID-19. (Photo by Ed Wray/Getty Images)
Foto: Getty Images/Ed Wray

Dihubungi terpisah, dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta mengatakan kebijakan wajib PCR untuk penerbangan ini kontradiktif. Karena hanya penerbangan yang wajib PCR tetapi di transportasi lain tidak wajib.

"PCR swab intinya digunakan untuk tujuan test dan tracing. Mengingat penerbangan itu tingkat penularan rendah dikarenakan prokes dan HEPA filter, maka screening sebaiknya swab antigen. Faktanya transportasi darat, laut tidak ada PCR," katanya kepada detikcom.

dr tirta relawan medisdr Tirta Foto: Tangkapan Layar BNPB

dr Tirta dalam cuitan di Twitter pribadinya @tirta_cipeng mempertanyakan kenapa kebijakan PCR ini hanya untuk perjalanan udara saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena agak aneh aja, kenapa hanya naik pesawat yang diwajibkan swab PCR. Padahal sudah beberapa sumber ilmiah yang menekankan justru penularan di pesawat itu paling rendah," tulisnya dalam cuitannya. dr Tirta sudah mengizinkan cuitannya dikutip.

Ia juga membandingkan kepadatan di tempat lain yang berisiko tertular COVID-19. Misalnya di bioskop, risikonya lebih tinggi tetapi cukup dengan vaksin dan aplikasi PeduliLindungi.

ADVERTISEMENT

"Bahkan bioskop, yang risiko penularannya lebih tinggi sudah dibuka, cukup vaksin dua kali dan PeduliLindungi. Sementara pesawat kudu PCR. Saya yakin netizen juga udah paham ini. Harusnya pemangku kebijakan nggak acc kebijakan terbang harus swab PCR dulu, cukup swab antigen," lanjutnya.

Dia juga membandingkan dengan aturan di perjalanan darat. "Lucunya juga, transportasi darat, nggak ada HEPA filternya, lebih lama pula di dalam mobil, justru nggak wajib PCR," tuturnya.

Jadi, dia mendorong pemerintah untuk merevisi aturan tersebut. Ia mendesak agar PCR hanya digunakan untuk diagnosa, kalau screening cukup antigen.

"Yok bisalah direvisi. Belum telat, sebelum kebijakannya jalan 1 November nanti," katanya.

"Kembalikan fungsi swab PCR menjadi alat diagnosa. Cukup Screening antigen saja," cuitnya dalam Tweet lainnya.



Simak Video "Cara Gunakan QR Code PeduliLindungi untuk Syarat Terbang saat PPKM Darurat"
[Gambas:Video 20detik]

(ara/ara)

Hide Ads