Garuda Indonesia Mau Diganti Pelita Air?

Garuda Indonesia Mau Diganti Pelita Air?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 25 Okt 2021 07:30 WIB
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) datangkan pesawat Boeing 777-300ER untuk melayani penerbangan haji mulai Agustus 2015. Hari ini maskapai pelat merah itu menerima B777-300ER ketujuhnya di Hanggar 2 Garuda Maintenance Facilities (GMF), kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Santer kabar Kementerian BUMN ingin menggantikan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional dengan Pelita Air. Hal ini disebut terjadi karena kondisi Garuda yang sulit untuk diselamatkan.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pun buka-bukaan dan menjawab soal kabar tersebut. Arya memastikan bahwa prioritas pemerintah adalah menyelamatkan Garuda Indonesia.

"Ini Garuda ini sebenarnya kita lagi proses negosiasi. Jadi mudah-mudahan negosiasinya berhasil," kata Arya kepada wartawan, Minggu (24/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya bilang pemerintah masih akan berusaha menyelamatkan Garuda salah satunya dengan cara negosiasi utang-utang yang membelit Garuda Indonesia.

Soal opsi mengganti Garuda dengan Pelita, kata Arya, justru belum banyak dibahas. Fokus Kementerian BUMN adalah menyelesaikan utang-utang yang membelit Garuda. Opsi lain, baru akan dibahas bila negosiasi utang Garuda gagal.

ADVERTISEMENT

"Soal opsi mengenai Pelita itu nanti lah ya. Yang utama sebenarnya adalah kita sekarang ini berusaha, terus berjuang, dan untuk bisa bernegosiasi dengan para lessor, pihak-pihak yang memiliki piutang dengan Garuda. Itu yang utama dan opsi itu yang pertama ya, kita dahulukan," jelas Arya.

"Kalau negosiasinya gagal baru kita akan cari opsi lain dan kita akan carikan cara-cara agar BUMN ini tetap memiliki pesawat airline lah," tambahnya.

Sebelumnya, Garuda juga dikabarkan akan pailit. Kabar ini menyeruak di tengah upaya yang dilakukan perseroan dalam melakukan restrukturisasi utangnya.

Pailit sendiri merupakan risiko yang terselip dari salah satu opsi penyelamatan Garuda Indonesia dari utang yang menggunung. Jauh sebelumnya ada 4 opsi yang disiapkan untuk menyelamatkan maskapai milik negara itu.

Risiko pailit itu membayangi untuk opsi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Restrukturisasi yang dilakukan melalui PKPU untuk utang jatuh tempo sekitar Rp 70 triliun dari total utang Rp 140 triliun.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kabar pailit merupakan pandangan dari pihak Kementerian BUMN. Pailit menurutnya memang menjadi salah satu kemungkinan yang terjadi pada Garuda Indonesia.

"Hal tersebut merupakan pandangan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia dalam melihat berbagai kemungkinan melalui perspektif yang lebih luas atas berbagai opsi-terkait langkah pemulihan kinerja Garuda Indonesia," kata Irfan kepada detikcom, Rabu (20/10/2021).

Yang jelas, Irfan menegaskan saat ini pihaknya hanya fokus untuk terus melakukan langkah akseleratif pemulihan kinerja. Hal itu dilakukan melalui program restrukturisasi menyeluruh terhadap utangnya.

Di sisi lain, Irfan mengaku optimistis dengan adanya sinyal positif dari industri penerbangan nasional. Sebab situasi pandemi COVID-19 sudah mulai terkendali dan sektor pariwisata sudah mulai dibuka.

"Menjadi momentum penting dalam langkah langkah perbaikan kinerja yang saat ini terus kami optimalkan bersama seluruh stakeholders terkait," ujar Irfan.


Hide Ads