Selanjutnya Syahrul mengatakan pihaknya meyakini hal tersebut dapat dicapai melalui optimalisasi pemanfaatan berbagai forum dan mekanisme di bawah kerangka kerja sama AMAF Plus Tiga. Dirinya mengingatkan pentingnya optimalisasi Cadangan Beras Darurat ASEAN bersama Tiga Negara Mitra ASEAN (APTERR) dalam mengantisipasi kerawanan pangan.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan peran APTERR dalam mendukung lebih besar lagi penanganan keadaan darurat pangan di kawasan ASEAN yang diakibatkan bencana alam, pandemi, atau krisis ekonomi untuk memperkokoh resiliensi sistem pangan kawasan ASEAN.
"Mungkin tidak kita gunakan sekarang, tetapi suatu saat bila ada hal diluar dugaan kita, seperti anomali cuaca, covid, climate change, maka tentu saja ini Cadangan Beras Darurat akan kita butuhkan, saya ingatkan ini lagi," tutur Syahrul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrul menambahkan kemitraan ASEAN dengan mitra Plus Tiga (China, Jepang dan Korea) di sektor pangan, pertanian, dan kehutanan telah terjalin dengan baik selama 21 tahun. Kerja sama ini dibangun dengan semangat untuk memperkuat dialog kebijakan, koordinasi dan penanganan isu-isu pangan, pertanian, dan kehutanan.
Ia menilai kerja sama yang erat antara ASEAN dan mitra Plus Tiga perlu dioptimalkan dengan memperkaya dan memperdalam berbagai topik kerja sama.
Selain itu diperlukan juga penguatan rantai nilai pangan regional (regional food value chain) pada beberapa sektor potensial seperti pertanian, perikanan, industri ramah lingkungan (green manufacturing), dan berbagai program untuk memperlancar arus barang dan jasa juga sangat penting untuk ditingkatkan.
"Pertemuaan berjalan sangat efektif, dan semua negara mengatakan hanya pertanian yang menjadi kekuatan paling dasar, untuk kemudian secara bertahap pulih dari dampak Covid, khususnya memberikan kontribusi di bidang ekonomi," ujar Syahrul
Dalam pertemuan tersebut juga, Syahrul menyampaikan apresiasi bagi para pejabat senior dan seluruh kelompok kerja teknis AMAF atas capaian tersebut.
"Saya berharap kita dapat terus bekerja sama secara optimal dalam semangat solidaritas ASEAN untuk menyelesaikan berbagai kegiatan sesuai target yang telah disepakati bersama, " ungkap Syahrul
Sementara itu, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN on Economic Community (ASEC), Satvinder Singh yang hadir secara virtual juga mengungkapkan dalam 2 tahun terakhir wilayah ASEAN telah mengalami masa pemulihan ekonomi dan perkembangan positif yang baik. Hal ini dapat dilihat dari target pertumbuhan positif GDP ASEAN sebesar 3,1 persen pada tahun 2021 dan 5 persen untuk tahun 2022.
"Pertumbuhan GDP Asean sebesar 3,1 persen ini merupakan kabar baik bagi kita semua, saat ini ASEAN menjadi salah satu tujuan investasi yang sangat menarik, kita bisa melihat perkembangan saham global naik dari 11,9 persen di tahun 2019 menjadi 13, 7 persen di tahun 2020, " jelas Satvinder Singh
Satvinder Singh menambahkan pihaknya mencoba memastikan implementasi yang efektif dari kerangka kerja untuk pemulihan ekonomi jangka panjang di wilayah ASEAN. Untuk pertama kali sektor pertanian dan sumber daya pangan masuk kedalam beberapa daftar esensial untuk mendorong pemulihan ekonomi.
"Saat ini ekonomi sudah menuju ke arah pemulihan maka saya ingin menekankan pentingnya memastikan pulihnya sektor pangan dengan cara memastikan rantai persedian yang baik, kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk bekerja menuju pertanian yang berkesinambungan, " ujarnya.
Secara virtual dalam Pertemuan Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (AMAF) ke-43, seluruh delegasi anggota menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo karena telah berhasil menjadi pimpinan sidang dan tuan rumah yang baik dan efisien.
"Atas nama Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kamboja menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Pertanian Indonesia atas undangan dan telah menjadi tuan rumah dalam Pertemuan Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (AMAF) ke-43, "ungkap Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kamboja, Veng Sakhon.
ASEAN Plus Tiga
Diketahui, strategi kerja sama ASEAN Plus Tiga untuk bidang pangan, pertanian dan kehutanan yang kita susun bersama untuk periode 2016-2025 telah meletakan fokus pada 9 (Sembilan) area strategis yaitu: (i) penguatan ketahanan pangan; (ii) pengembangan energi biomass; (iii) manajemen hutan berkelanjutan; (iv) adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; (v) pengendalian penyakit hewan dan hama tanaman; (vi) peningkatan pengembangan sumber daya manusia dan capacity building; (vii) peningkatan produktivitas, kualitas, dan pemasaran produk pertanian; (viii) penguatan jaringan dan pertukaran informasi dan pengetahuan; serta (ix) penguatan riset dan pengembangan kerja sama.
ASEAN Plus Tiga didorong untuk lebih meningkatkan kerja sama dalam kegiatan regional, untuk mencapai produksi pertanian dan sistem pangan yang inovatif dan berkelanjutan.
Dengan tujuan untuk mempromosikan penerapan teknologi digital di bidang pertanian, penerapan solusi berbasis alam di bidang pertanian, kehutanan dan adaptasi perubahan iklim dan mitigasi dan mempromosikan ekonomi sirkular di bidang pertanian dan kehutanan, serta energi biomassa.
(ega/hns)