UKM RI Mau Ekspor? Simak Tips dan Triknya

UKM RI Mau Ekspor? Simak Tips dan Triknya

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 28 Okt 2021 14:46 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/2). Kemendag berupaya akan terus membuka akses pasar baru ke sejumlah negara di kawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin untuk mencapai target ekspor nasional 2013 yang berkisar 200 juta dolar AS.
UKM RI Mau Ekspor? Begini Tips dan Triknya
Jakarta -

Untuk menjadi pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang bisa bersaing di pasar global alias menjadi eksportir dibutuhkan persiapan yang matang. Mulai dari konsep usaha, produk sampai strategi penjualan. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memiliki program yang dirancang khusus untuk rintisan eksportir baru (CPNE).

Kepala Departemen Jasa Konsultasi 2LPEI Maharestu Setyorini mengungkapkan CPNE ini terdiri dari serangkaian tahapan tertentu untuk menghasilkan UKM yang unggul dan dapat bersaing di kancah internasional.

CPNE berdurasi sekitar 1 tahun melalui tahapan seleksi pelaku UKM berorientasi ekspor yang ingin berkembang menjadi cikal bakal eksportir. Untuk mengikuti program ini pelaku usaha tidak dikenakan biaya dan bisa mendapatkan pendampingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program ini untuk membantu menyelesaikan masalah yang ditemui ketika ingin melakukan ekspor, seperti perizinan, akses pasar sampai manajemen. Jadi benefitnya untuk pelaku usaha ada beberapa hal, karena itu kita kolaborasi," kata dia, Kamis (28/10/2021).

Restu mengungkapkan, memang selama ini akses pasar untuk ekspor menjadi masalah yang paling sering ditemui oleh para eksportir. Lalu dalam program ini juga pelaku usaha akan diminta untuk memproduksi secara lebih stabil, meningkatkan kualitas produk.

ADVERTISEMENT

Sehingga ketika program pendampingan selesai dan pelaku usaha mulai bergerak di pasar internasional dan bertemu pembeli, tidak kerepotan lagi dengan pasokan barang yang diproduksi.

"Jadi jangan sampai kalau sudah dipromosikan di luar negeri itu ketika ada pembeli barangnya tidak ada. Pelaku usaha juga harus komitmen untuk ketersediaan barang," jelasnya.

Selain CPNE ada juga program penugasan khusus ekspor (PKE) untuk UKM syaratnya penjualan sudah dilakukan maksimal 1 tahun dengan nilai Rp 50 miliar. Bunga yang diberikan 6% dan untuk kredit komersial minimal usaha sudah berjalan 2 tahun.

LPEI juga mendapatkan penugasan khusus ekspor dengan alokasi dana Rp 6,2 triliun, hingga September 2021 realisasinya mencapai Rp 335 triliun.

Sedangkan untuk penyaluran pembiayaan ekspor segmen UKM sudah tercatat Rp 14,6 triliun. Ada sekitar 9.310 tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang terlibat. Meliputi bidang usaha industri makanan, industri bahan kayu, tekstil sampai perikanan laut.

Negara tujuan ekspor beragam mulai dari Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Timur Tengah, China, Thailand dan Australia. LPEI juga berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui Jaminah prognosa hingga 31 Desember 2021 sebesar Rp 7,5 triliun. Ada juga jasa konsultasi coaching program untuk eksportir baru sebanyak 936 peserta UKM dan 70 eksportir baru.


Hide Ads